REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Pindad (Persero) tahun ini, menargetkan penjualan senilai Rp 5,2 triliun. Menurut Direktur Business Industrial PT Pindad Heri Hariswan, penjualan produk industrial akan menjadi fokus Pindad, selain tetap memproduksi produk pertahanan dan keamanan (hankam).
Heri mengatakan, saat ini komposisi produksi produk Pindad 70 persen hankam dan 30 persen produk industrial. Ke depan, Pindad bakal memperbesar porsi produk industrial menjadi 50 persen.
"Apalagi pasar untuk produk industrial masih terbuka lebar. Sayang sekali kalau tidak dimanfaatkan. Target kami komposisinya bisa 50:50," ujar Heri kepada wartawan belum lama ini.
Menurut Heri, untuk meyeimbangkan bisnis Hankam dan industrial memang membutuhkan waktu. Sebab, walaupun pasar produk industrial cukup besar, namun sangat kompetitif. Pindad perlu melakukan survei pasar agar produk yang dikeluarkan sesuai kebutuhan pasar. Saat ini, dari target penjualan Rp 5,2 triliun, porsi produk industrial baru menyumbang sekitar Rp 2 triliun.
"Tapi ke depan, kami harap nggak hanya jualan produk industrial, tapi ke service juga. Misalnya di bandara atau tempat lain, untuk mengelola perbaikan mobil pemadam kebakaran. Atau generator listrik PLN," jata dia.
Untuk menggarap sektor jasa ini, kata dia, Pindad sedang menjajaki kerja sama untuk memperbaiki peralatan damkar di Angkasa Pura. Selain itu, akan menggandeng Pertamina untuk pembuatan tabung gas.
Menurutnya, fokus Pindad selain produk hankam dalam rangka memanfaatkan peralatan yang ada. Karena untuk produk hankam sangat terbatas. Sehingga peralatan tersebut bisa lebih produktif.
"Kami akan mengarah ke jasa manage service. Kami pun telah menyumbangkan tongkang pengumpul sampah Citarum. Itu baru bantuan karena kami ingin ikut dalam kawasan pembersihan Citarum," katanya.