REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vice President Relations Pertamina Hulu Migas (PHE) Ifki Sukarya mengatakan PHE Blok Offshore North West Java (ONWJ) telah menutup kegiatan pengeboran sumur YYA-1 setelah munculnya gelembung di sekitar anjungan lepas pantai YAA di sekitar dua kilometer (km) dari pantai utara Jawa, Karawang, Jawa Barat (Jabar) lantaran pengeboran sumur YYA-1, pada Jumat (12/7).
"Kita juga sudah memindahkan pekerja yang berada di anjungan lepas pantai dan menara pengeboran," ujar Ifki di Jakarta, Rabu (17/7).
Ifki menyampaikan PHE ONWJ telah melakukan sejumlah upaya, termasuk menyiapkan sejumlah perangkat guna mencegah terjadinya kebocoran minyak mengingat saat ini gelembung masih terjadi.
"Nanti dalam situasi di mana minyak muncul, kami susah siapkan oil spill respond team agar jangan sampai ke darat. Kami juga sudah ada tim di laut dan darat, termasuk oil boom (alat untuk mengatasi kebocoran minyak) yang panjangnya sekitar tiga km," ucap Ifki.
Selain itu, lanjut Ifki, PHE ONWJ juga telah melakukan penanganan mengantisipasi dampak sosial dengan menerjunkan tim ke masyarakat sekitar lantaran diperkirakan ada tiga desa yang terpapar.
"Kebetulan ombak besar, jadi (nelayan) tidak melaut. Kami infokan ke masyarakat agar tidak mendekat ke area operasi," kata Ifki.
Dalam penanganannya, kata Ifki, PHE ONWJ telah mengaktifkan Incident Management Team (IMT) untuk menanggulangi kejadian tersebut dan juga berkoordinasi dengan SKK Migas, ditjen migas, dan instansi terkait.