Rabu 17 Jul 2019 20:13 WIB

Tingkatan Harga Jual Karet, Muratara Belajar ke Muba

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir harga karet menurun.

Rep: Maman Sudiaman / Red: Agus Yulianto
Kabupaten Muratara studi banding soal harga karet ke Kabupaten Muba.
Foto: Foto:Humas Pemkab Muba
Kabupaten Muratara studi banding soal harga karet ke Kabupaten Muba.

REPUBLIKA.CO.ID, KELUANG -- Wakil Bupati Kabupaten Musi Banyuasin Beni Hernedi menyambut kunjungan kerja Wakil Bupati Musi Rawas Utara H Devi beserta jajarannya.Kunjungan itu dalam rangka studi banding mengenai Unit Pengolahan dan Pemasaran Bahan Olah Karet (UPPB) di Desa Cipta Praja Kecamatan Keluang, Rabu (17/7).

Beni menyambut baik studi banding tersebut dan berharap dari kunjungan itu dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan kebijakan Pemkab Muratara untuk meningkatkan harga jual komoditas karet. "Mudah-mudahan kolaborasi ini dapat bermanfaat sebaik-baiknya bagi kedua daerah," harapnya.

Dia menjelaskan, dari luasan Kabupaten Muba ditanami sawit dan karet, dimana 350 ribu hektare kebun karet 85 persen milik rakyat, dan kurang lebih 400 ribu hektare kebun sawit yang 60 persen milik perusahaan. "UPPB ini dibentuk sebagai salah satu langkah kita untuk meningkatkan harga jual karet rakyat. Ini karena lima tahun terakhir harga karet menurun," TUTURNYA. 

Selain UPPB, katanya, dalam penyerapan hasil karet rakyat Pemkab Muba akan membangun jalan dari aspal campur karet, dan menghadirkan hilirisasi. "Tahun ini juga 2.000 hektare kita akan melakukan pemerajaan karet rakyat yang sudah tua, beserta memberikan bantuan bibit," ungkapnya.

Ketua UPPB Desa Cipta Praja Suprih Giyono mengatakan UPPB tersebut dibentuk sejak tahun 2015, hingga saat ini telah beranggotakan 550 orang petani karet. "Per Minggu kita melakukan pelelangan 40-45 ton hasil karet masyarakat, yang membelinya dari perusahaan dari dalam dan luar daerah, dengan harga jual rata-rata mencapai Rp. 9.680 per kilogram," ujarnya.

Sementara itu Wakil Bupati Kabupaten Musi Rawas Utara H Devi Suhartoni mengatakan dari studi banding itu menjadi tonggak sejarah untuk mendirikan UPPB di Muratara dengan harapan juga dapat mengangkat harga jual karet.

"Di Muratara sekarang harganya Rp 6.000, disini mencapai Rp. 9.000 inilah tujuan kami belajar datang kesini. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Pemkab Muba yang telah menyambut kami dengan baik dan ilmu yang diberikan," ujarnya.

Turut hadir, Kepala Dinas Perkebunan Muba Iskandar, Camat Keluang Debby Haryanto, Kadis Pertanian dan Perikanan Muratara Suhardiman, petani dan pengusaha karet Muratara.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement