REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi meluncurkan program "Sedekah Sampah" bagi para aparatur sipil negara (ASN). Program ini diharapkan bisa menekan jumlah sampah yang dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu hingga 30 persen.
"Hari ini, kami meluncurkan program Sedekah Sampah, kita memberikan contoh keteladanan kepada masyarakat lain. Jika konsisten, diharapkan dapat mengurangi sampah hingga 30% di Kota Bekasi," ujar Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, Senin (22/7).
Kota berpenduduk sekitar 2,7 juta jiwa itu menghasilkan sampah per harinya sekitar 1.500 ton. Jika program ini sukses, pemkot berharap jumlah sampah yang dibuang ke TPA Sumur Batu bisa dipangkas hingga 500 ton.
Tri menuturkan, program Sedekah Sampah ini diinisiasi oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi. Konsepnya, sambung dia, adalah dengan mengumpulkan sampah-sampah yang dihasilkan setiap dinas, RSUD Kota Bekasi, badan, dan kecamatan se-Kota Bekasi.
Sampah yang dikumpulkan setiap Senin pukul 06.00-09.00 WIB itu nantinya akan diangkut menuju sekretariat Bank Sampah Induk Patriot (BSIP) yang berada di Mustikajaya.
Hari perdana program itu dijalankan, kata Tri, sampah anorganik yang terkumpul mencapai 1.372 kilogram. Rata-rata sampah itu terdiri dari kertas koran, kardus dan botol mineral.
Selain itu, program Sedekah Sampah juga menerima minyak goreng bekas (jelantah) untuk olah menjadi biogas dilakukan oleh pihak lain. "Pagi tadi, terkumpul sebanyak 17 liter jelantah," sebut Tri.
Tri menambahkan, program teranyar Pemkot Bekasi ini merupakan program yang terinspirasi dari suksesnya program bank sampah. Saat ini terdapat sekitar 300 bank sampah yang aktif di Kota Patriot.
"Ini menunjukkan animo yang cukup baik. Makanya kita dorong lagi dengan meluncurkan program Sedekah Sampah yang dikumpulkan ke BSIP," ujarnya.