Kamis 25 Jul 2019 21:18 WIB
Rapat Koordinasi Univeristas YARSI dan Pemkab Pandeglang

Penanganan Penurunan Stunting di Pandeglang.

Pandeglang merupakan salah satu kabupaten prioritas penanggulangan stunting.

Kolaborasi Universitas YARSI dan Kemenkes Target kan penurunan stunting di Kabupaten Pandeglang.
Foto: Foto: Istimewa
Kolaborasi Universitas YARSI dan Kemenkes Target kan penurunan stunting di Kabupaten Pandeglang.

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah melakukan kerja sama dengan 17 perguruan tinggi di Indonesia, termasuk Universitas YARSI, untuk mengatasi masalah stunting. Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu kabupaten prioritas penanggulangan stunting yang telah ditetapkan oleh Kemenkes untuk mendapat pendampingan program penurunan stunting oleh Universitas YARSI

Untuk itu, Universitas YARSi mengelar rapat koordinasi deengan berbagai stake holder di lingkungan Pemkab Pandeglang dan juga Kementerian Kesehatan. Rakor ini merupakan pembuka dari rangkaian kegiatan pendampingan Universitas YARSI dalam Penanganan Penurunan Stunting di Kabupaten Pandeglang. 

"Kegiatan ini, bertujuan menyelaraskan langkah pemerintah daerah untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Pandeglang. Setelah rapat koordinasi ini, Universitas YARSI akan menerjukan dosen dan mahasiswa dari berbagai keilmuan," kata Rektor Universitas YARSI Prof Fasli Jalal, dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Kamis (25/7).

Mereka (dosen dan mahasiswa, red), kata Fasli, akan melakukan kegiatan pendampingan di tingkat desa, kecamatan dan Kabupaten Pandenglang. Terutama di 10 desa lokus stunting yaitu Desa Tegalongok, Desa Pasir Karag, Desa Koroncong, Desa Pakuluran, Desa Bayumundu, Desa Kadumaneuh, Desa Kadugadung, Desa Koncang, Desa Langeunsari, Desa Pasirdurung.

Fasli mengatakan, stunting adalah masalah pembangunan yang kompleks, dan terkait dengan kemiskinan, kelaparan dan kurang gizi, kesehatan ibu dan anak, penyakit, pendidikan, kondisi lingkungan dan sanitasi, serta keamanan pagnan dan gizi. Karenanya, kata dia, penanggulangan stunting memerlukan kerja sama lintas sektor, lintas disiplin serta lintas pelaku.

"Mudah-mudah kedua belah pihak bisa menangani persoalan stunting ini dengan benar dan tepat sasaran. Selain itu, kami bisa belajar dari apa yang pemkab lakukan. Kami akan masukan ke fakultas yang ada di universitas kami tentang hal-hal yang terjadi di lapangan. Tapi, kami ingin juga berbagai penelitian yang kami lakukan bisa dikerjasamakan lebih lanjut," ujar Fasli.

Rapat Koordinasi ini dilaksanakan pada Kamis-Jumat (25-26/7) di Hotel Horison Altama Pandeglang. Rapat ini dihadiri Rektor Universitas YARSI, Direktorat Gizi Masyarakat Kemenkes, Bupati Pandeglang berserta jajarannya. Kegiatan pendampingan Universitas YARSI penanganan stunting di Kabupaten Pandeglang dimotori oleh Fakultas Kedokteran yang disupport oleh Fakultas Psikologi, Ekonomi dan Teknologi Informasi serta Bagian Agama Islam. 

Universitas YARSI yang terletak di JL Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarata Pusat, saat ini, memiliki 6 fakultas dengan 10 prodi (Fakultas Kedokteran dengan Prodi Pendidikan Dokter dan Profesi Dokter), Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi dan Bisnis  (Prodi Manajemen dan Akuntansi), Fakultas Psikologi, Fakultas Teknologi Informasi ( Prodi Teknik Informatika dan Prodi Ilmu Perpustakaan), Fakultas Kedokteran Gigi (Prodi Pendidikan Dokter Gigi dan Prodi Profesi Dokter Gigi) dan Sekolah Pasca Sarjana dengan 3 prodi yaitu Magister Manajemen, Magister Kenotariatan dan Magister Sains Biomedis.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement