Jumat 26 Jul 2019 08:07 WIB

Pertemuan Surya Paloh-Anies Gertakan untuk PDIP?

PKS melihat Anies sebagai capres potensial Pemilu 2024.

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kanan) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan di Kantor DPP Partai NasDem, Jakarta, Rabu (24/7/2019).
Foto: Antara/Fauzi Lamboka
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kanan) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan di Kantor DPP Partai NasDem, Jakarta, Rabu (24/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dinilai sebagai gertakan kepada PDIP. Pasalnya, pada saat yang sama, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menggelar pertemuan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, kemungkinan pertemuan Surya dan Anies sebagai bentuk penolakan empat partai politik Koalisi Indonesia Kerja (KIK) yang melihat gelagat masuknya Gerindra dalam koalisi dari PDIP. Pasalnya, penolakan bertambahnya parpol koalisi disepakati empat partai KIK dalam pertemuan Senin (22/7) lalu di kantor DPP Partai Nasdem. Keempat parpol tersebut adalah Nasdem, Golkar, PKB, dan PPP.

Bahkan, pertemuan empat parpol KIK tersebut tidak dihadiri perwakilan dari PDIP. “Jadi, apakah ini gertakan Surya Paloh (karena) masuknya Prabowo ke partai pengusung utama, memang (sejak awal) Nasdem keberatan. Termasuk PKB yang juga keberatan dengan masuknya Gerindra,” tutur Pangi saat dihubungi Republika, Kamis (25/7).

Pangi memprediksi pertemuan Surya dan Anies dilakukan secara sengaja. Meskipun momen pertemuan bisa jadi sebuah kebetulan bersamaan dengan pertemuan Mega-Prabowo. Namun, ia menilai masyarakat bisa menangkap pesan politik yang ingin diperlihatkan Nasdem terkait pertemuan tersebut.

“Karena ini panggungnya sama-sama punya magnet, pengaruh. Bahkan, pertemuan Anies dan Surya Paloh bisa menggeser, menenggelamkan pertemuan Bu Mega dan Prabowo,” kata Pangi.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyambut positif pertemuan Surya-Anies. Apalagi, pertemuan tersebut bertujuan untuk mendukung Anies agar lebih baik lagi memimpin Ibu Kota. "PKS menghargai semua proses komunikasi politik yang terjadi. Dukungan Nasdem atau pihak mana pun pada Mas Anies patut disyukuri," ujar Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.

PKS tak melarang Anies menjalin komunikasi politik dengan pihak mana pun, khususnya kepada partai-partai yang pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 tak berada di satu kubu. Apalagi, Anies memang diprediksi menjadi salah satu calon kuat yang akan maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2024. "Tidak ada yang kaget (Anies menjadi capres) atau merasa kecolongan," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Syarif menilai pertemuan Surya-Anies merupakan dukungan dalam Pilkada 2022 mendatang. Menurut dia, jika pertemuan itu untuk dukungan pada Pemilihan Presiden 2024 masih terlalu jauh. "Saya pikir statement-nya mendukung periode kedua. Kalau yang 2024 mah masih terlalu jauh. Presiden yang sekarang saja belum dilantik," ujar Syarif.

Ia mengatakan, pemilihan gubernur pada 2022 lebih berada di depan mata karena biasanya dua tahun sebelumnya atau 2020 sudah persiapan tahun politik. Syarif meyakini pertemuan dengan Surya Paloh terkait dukungan Partai Nasdem untuk Anies menjadi orang nomor satu kedua kalinya.

Terpisah, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem Johnny G Plate membeberkan pertemuan Surya Paloh dan Anies Baswedan telah direncanakan sejak lama. Ia mengatakan, permintaan bertemu tersebut disampaikan Anies karena keduanya sudah lama tidak bertemu.

"Saat akan mengantar Pak Jokowi berangkat ke luar negeri, secara tidak sengaja Pak Anies bertemu dengan Bang Surya di bandara yang minta waktu bertemu karena memang sudah lama tidak bertemu. Lalu, kebetulan kesempatan waktu bertemunya dalam hari yang sama dengan pertemuan Ibu Mega dan Pak Prabowo," kata Johnny.

Ia juga membantah bahwa pertemuan Surya dan Anies berbuntut pada kerenggangan hubungan Megawati dengan Paloh. Ia menegaskan bahwa isu retaknya hubungan Mega dan Paloh tersebut hanyalah spekulasi semata. "Artinya, relasi baik-baik saja dan spekulasi-spekulasi yang bilang seolah koalisi retak dan sebagainya itu spekulasi yang jauh dari realitas," kata Johnny menegaskan.

Di lain pihak, PDIP tidak terlalu ambil pusing terkait dukungan Nasdem terhadap Anies pada Pemilu 2024. "Itu kan dari Nasdem, dari Pak Surya Paloh. Tapi, kalau dari kami boro-boro berpikir 2024. Kami baru mempersiapkan kongres," kata Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto.

Pada saat yang bersamaan, Hasto mengungkapkan, PDIP saat ini juga lebih memikirkan bagaimana untuk memberikan dukungan yang lebih baik dan efektif bagi pemerintahan presiden serta wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Dia mengatakan, PDIP tengah mempersiapkan agar pemerintahan nanti benar-benar membawa kemajuan bagi negara dan rakyat Indonesia. N mabruroh/ali mansyur/nawir arsyad akbar/febrianto adi saputro/mimi kartika/rizkyan adiyudha ed: agus raharjo

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement