Sabtu 10 Aug 2019 05:11 WIB

Depak Danielle De Rossi, AS Roma Mulai Bangun Kekuatan Baru

AS Roma memutus kontrak Danielle De Rossi yang selama ini jadi sebagai simbol klub.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Didi Purwadi
Paulo Fonseca
Foto: EPA-EFE/Crocchioni
Paulo Fonseca

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Keberhasilan melaju hingga babak semifinal Liga Champions pada musim 2017/2018 membuat AS Roma begitu percaya diri memasuki musim 2018/2019. Ekpektasi tinggi pun disematkan Il Lupi pada awal musim lalu. Target untuk setidaknya bisa mengulangi sukses pada musim sebelumnya, kala finish di peringkat ketiga Liga Italia dan tampil hingga babak semifinal, kembali digaungkan Il Lupi.

Harapan ini didukung pula dengan aktivitas mercato yang begitu gencar pada awal musim lalu. Nama-nama pemain top, seperti Javier Pastore, Justin Kluivert, Stephen Nzonzi, hingga kiper Denmark, Robin Olsen, yang tampil apik di Piala Dunia 2018 didatangkan oleh manajemen klub.

Namun ekpektasi yang terlalu tinggi, ternyata berujung pada kekecewaan yang begitu besar. Perjalanan I Giallorossi tertatih-tatih pada sepanjang musim lalu. Puncaknya, manajemen klub memecat pelatih Eusebio di Francesco pada Maret silam dan menunjuk Claudio Ranieri sebagai pelatih pengganti.

Usaha pergantian pelatih tidak berdampak cukup besar. Il Lupi sudah terlampau terpuruk dan akhirnya harus puas finish di peringkat keenam Serie A musim lalu.

Ini menjadi catatan terburuk Il Lupi di pentas Serie A dalam lima musim terakhir. Pun di pentas Liga Champions pada musim lalu. Alih-alih bisa tampil mengejutkan, langkah Roma malah terhenti di babak 16 besar. Semua target yang dicanangkan pada awal musim lalu akhirnya buyar dan berujung pada kekecewaan.

COBA BANGKIT

Berangkat dari kekecewaan itu, AS Roma kini membangun kembali kekuatannya untuk bisa tampil kompetitif pada musim depan. Berbagai langkah diambil manajemen klub, termasuk langkah yang tidak populer dan cenderung ditentang oleh sebagian besar pendukung Roma. Yaitu, memutus kontrak Danielle De Rossi yang selama ini dikenal sebagai simbol dan identik dengan Il Lupi

Pun dengan langkah melepas bek tengah andalan mereka dalam beberapa musim terakhir, Kostas Manolas, ke Napoli. Namun, manajemen klub bergeming. Rencana untuk kembali membangun skuat AS Roma terus berjalan.

Penunjukan pelatih asal Portugal, Paulo Fonseca, menjadi langkah selanjutnya yang ditempuh Il Lupi. Kiprah pelatih berusia 46 tahun itu bersama Shakthar Donetsk dalam tiga tahun terakhir menarik minat manajemen Il Lupi.

Selama tiga musim membesut klub asal Ukraina itu, Fonseca mempersembahkan tiga titel Liga Ukraina secara beruntun. Tidak hanya itu, Fonseca pun terpilih sebagai pelatih terbaik di Liga Ukraina pada musim debutnya. Prosentase kemenangan yang diraih Fonseca selama menukangi Donetsk memang cukup impresif, yaitu mencapai 74,82 persen atau meraih 104 kemenangan dari 139 laga.

Eks pelatih Benfica itu pun merasa tertantang untuk bisa membawa Il Lupi kembali ke papan atas persaingan Liga Italia pada musim depan. ''Saya begitu tertarik dan merasa termotivasi dengan tantangan baru bersama AS Roma. Bersama dengan skuat yang ada, saya yakin, kami bisa menciptakan sesuatu yang spesial pada musim depan,'' ujar Fonseca saat pertama kali diperkenalkan secara resmi sebagai pelatih anyar AS Roma, pertengahan Juni silam.

TERUS BERBENAH

Fonseca ternyata tidak sesumbar terkait optimismenya dengan kemampuan yang dimiliki skuat Il Lupi, setidaknya setelah hasil apik yang mereka raih di sejumlah laga pra-musim. Dari tiga laga ujicoba terakhir, Il Lupi mampu terus memetik kemenangan. Bahkan, di laga ujicoba terakhir, Roma bisa menbungkam peringkat kedua Liga Prancis musim lalu, Lille, 3-2.

Tidak hanya itu, di laga itu, Roma bahkan sempat tertinggal lebih dulu. Namun, akhirnya Roma bisa memastikan kemenangan lewat gol kemenangan, yang dicetak Bryan Cristante pada menit ke-90. Gelandang asal Italia itu menyebut, meski bisa menang, tapi performa Il Lupi sebenarnya belum maksimal. 

''Kami terus menunjukan peningkatan, tapi belum mencapai titik maksimum. Kami senang dengan konsep permainan Fonseca, yang meminta kami bertahan dengan garis pertahanan yang tinggi. Sekarang, kami harus bisa melanjutkan kerja keras ini agar bisa meraih kesuksesan pada musim depan,'' kata Cristante di laman resmi klub.

Hal senada diungkapkan oleh Fonseca. Menurutnya, salah satu aspek yang perlu dibenahi dari performa anak-anak asuhnya adalah dalam upaya mempertahankan penguasaan bola. ''Kami terlalu mudah kehilangan bola. Dalam waktu tiga pekan ke depan masih banyak pekerjaan yang harus kami lakukan. Semua proses ini akan terus berjalan. Namun, secara keseluruhan, di titik ini, saya cukup puas dengan keinginan para pemain untuk bisa terus meningkatkan kemampuannya,'' tutur Fonseca di laman resmi klub.

Roma memang belum menemukan lawan sepadan di sepanjang laga pra-musim. Di dua laga ujicoba terakhir, Il Lupi kemungkinan besar baru bisa menemukan lawan sepadan, terutama saat menghadapi klub raksasa asal Spanyol, Real Madrid, di Stadion Olimpico, Roma, Ahad (11/8) waktu setempat. Semua catatan dari performa di tiga laga sebelumnya, termasuk saat menghadapi Athletic Bilbao, tengah pekan ini, tentu akan coba dibenahi Fonseca di laga kontra Los Blancos tersebut.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement