REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana, Geologi (PVMBG) mengimbau warga yang terkena dampak paparan abu vulkanik Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu untuk mengenakan masker. Menghirup abu secara terus menerus bisa menimbulkan penyakit pernapasan seperti batuk.
"Disarankan pakai masker karena bila berhari-hari menghirup abu vulkanik bisa mengganggu pernapasan seperti batuk-batuk dan lain-lain," ujar Kabid Mitigasi Gunung Api PVMBG, Hendra Gunawan saat dihubungi, Kamis (15/8).
Dia mengungkapkan, sejak pukul 12.00 hingga 18.00 WIB, asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna putih. Dengan intensitas tebal dan tinggi kurang lebih 200 meter dari dasar kawah.
Sementara itu, erupsi terjadi terus-menerus dan menghasilkan material berukuran abu dengan tinggi kolom abu 60 meter dari dasar kawah. Selain itu, tremor terus menerus dengan amplitudo dominan 30 mm.
"Aktivitas vulkanik masih tinggi dan terjadi erupsi menerus. Saat ini berada pada level II waspada," katanya.
Sebelumnya, Sebanyak 649 jiwa di Kampung Sukawana, Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat terkena dampak abu vulkanik erupsi Kawah Ratu, Gunung Tangkuban Perahu. Meski begitu, belum ada laporan tentang kondisi kesehatan warga yang menurun.
Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat, Dicky Maulana mengatakan warga di RW 12, Kampung Sukawana menjadi wilayah yang terdekat terkena dampak. Selain itu, blok 17,19,22 dan 23 perkebunan teh menjadi lokasi yang paling parah terkena sebaran abu.
"Warga terdampak RW 12 sebanyak 649 orang. Paling terkena di RT 01, meski tidak parah, abu vulkanik masih asa di genting atap pemukiman warga," ujarnya saat ditemui di Kampung Sukawana, Kamis (15/8).