Sabtu 24 Aug 2019 17:00 WIB

Ketika Cinta Ibrahim Diuji

Kekuatan iman Nabi Ibrahim membuatnya menjadi sosok yang sangat dicintai Allah SWT.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Oase (ilustrasi)
Foto: Wordpress.com
Oase (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Bulan Dzulhijah merupakan salah satu bulan yang istimewa. Di bulan ini, kaum Muslimin menjalankan salah satu rukun Islam, yakni ibadah haji. Bulan ini juga menjadi bulan penuh renungan akan nilai ikhlas dan pengorbanan.

Bulan yang dikenal sebagai salah satu bulan haram ini mengingatkan umat akan satu sosok spesial, Nabi Ibrahim AS. Ayah dari Nabi Ismail ini merupakan contoh nyata akan bukti kecintaan pada Allah SWT.

Ustaz Oemar Mita dalam kajiannya menyebut, bulan Dzulhijah identik dengan kisah Nabi Ibrahim. Salah satu Nabi yang kedudukannya dekat dengan Rasulullah SAW adalah Nabi Ibrahim, lalu Nabi Nuh, Nabi Isa, dan Nabi Musa. Nabi Ibrahim juga dikenal sebagai seorang ulul 'azmi minal rasul.

Dalam surah al-Mumtahanah ayat 4 dituliskan, "Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: 'Sesungguhnya ka mi berlepas diri daripada kamu dan daripada apa yang kamu sem bah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)-mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian untuk selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.' Kecuali perkata an Ibrahim kepada ba paknya: 'Sesungguhnya aku akan memohon kan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat meno lak sesuatu pun dari kamu (siksaan) Allah.' (Ibrahim berkata): 'Ya Tuhan kami, ha nya kepada Eng kaulah kami bertawakal dan ha nya kepada Eng kaulah kami bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali.'"

"Bukti lain Allah SWT mencintai Nabi Ibrahim dibuktikan dengan ucapan Rasulullah SAW yang menyebut bahwa Nabi Ibrahim adalah manusia pertama yang diberi pakaian saat hari kiamat. Diriwayatkan oleh Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya orang pertama yang diberi pakaian pada hari kiamat adalah Nabi Ibrahim."

Kekuatan iman Nabi Ibrahim membuatnya menjadi sosok yang sangat dicintai Allah SWT. Cinta seorang hamba kepada penciptanya jelas berbeda daripada cinta seorang hamba kepada manusia lainnya. Ustaz Oemar Mita me nyebut konsep cinta makhluk adalah akan memberikan apa pun kepada yang dicintai agar tidak mendapatkan kesusahan. Hal ini cenderung membuat lemah.

Cinta yang dimiliki Allah SWT unik dan tidak bisa diban ding kan. Allah SWT akan mem be rikan ujian kepada makhluk yang ia cintai. Jika hambanya ri dha saat diuji, Allah pun akan memberikan ridha yang lebih besar. Namun, jika hamba itu ti dak rela dan murka, murka Allah SWT juga lebih besar.

Suatu hari seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya?" Beliau menjawab, "Para nabi, kemudian orang-orang sa leh, kemudian yang sesudah me reka secara berurutan berdasar kan tingkat kesalehannya. Sese orang akan diberikan ujian sesuai dengan kadar agamanya. Bila ia kuat, ditambah cobaan baginya. Kalau ia lemah dalam agamanya, akan diringankan cobaan bagi nya. Seorang mukmin akan tetap diberi cobaan sampai ia berjalan di muka bumi ini tanpa dosa sedikit pun."

Ustaz Oemar Mita menyatakan ada beberapa alasan mengapa Allah memberikan ujian kepa da orang-orang yang mencintai dan dicintai. Alasan pertama, agar hamba Allah ini tidak jatuh cinta pada dunia yang sifatnya sementara tetapi candunya ber bahaya. Ada tiga orang yang susah diberi nasihat selama hidupnya, yakni orang yang fanatik buta, jatuh cinta pada manusia lainnya, dan jatuh cinta pada dunia.

Alasan kedua, Allah SWT memberi ujian kepada hambanya adalah untuk menghapus dosa yang manusia lakukan sebelum bertobat. Dosa yang telah dilakukan selama hidup sebelum bertobat ini diibaratkan sebagai noda yang telah mengendap lama dan susah dibersihkan. Untuk meng hi langkan bekasnya, tidak bisa dihapus dengan cara yang lemah lembut, perlu kekuatan agar be nar-benar hilang tak bersisa.

"Kalau sudah di akhirat, tidak ada tempat mencuci dosa kecuali di neraka," ujar Ustaz Oemar Mi ta. Alasan terakhir adalah agar men cicipi nikmat dan pahala dari sebuah rasa sabar. Nabi dan Rasul Allah mendapatkan posisi tertinggi di bandingkan makhluk cip taan-Nya yang lain karena rasa sabar itu.

Menurut Ustaz Oemar Mita, di akhirat, pintu-pintu surga ini tertutup rapat. Yang pertama kali mengetuk pintu surga adalah Nabi Muhammad SAW dan setelahnya semua pintu surga ini ter buka bagi makhluk-makhluk yang mencintai Allah SWT. Da lam ar-Ra'du ayat 22-24 disebut kan tentang orang-orang beriman yang masuk ke surga.

Ujian merupakan tanda-tan da dan sinyal keimanan. Semakin besar iman seseorang, semakin besar pula ujian yang diberikan. Orang yang munafik jarang mendapatkan ujian dari Allah SWT. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement