REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) terus berupaya mendukung program pemerintah melalui penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Adapun program ini melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Direktur Konsumer BRI Handayani mengatakan perseroan telah menyelesaikan target penyaluran FLPP dengan membangun tiga ribu unit rumah. Nantinya perseroan akan menambahkan kuota sebesar 394 unit rumah.
"Kami akan mengoptimalkan dua anak perusahaan dalam melancarkan penyaluran FLPP tersebut yakni kolaborasi antara BRI Syariah dan BRI Agro," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Ahad (25/8).
Diharapkan pada tahun depan, perseroan masih dapat mendukung dan berperan dalam program pemerintah. "Tahun depan masih banyak gap (perumahan) yang harus ditutup. Gap nasional ada lima juta unit, BRI ingin berperan banyak untuk mendapatkan kuota KPR subsidi ini," ucapnya.
Berdasarkan informasi Kementerian PUPR, 18 bank pelaksana yang sukses menyalurkan dana likuiditas pembiayaan perumahan di atas 50 persen pada kuartal dua tahun ini terdiri, dari lima bank umum nasional serta 13 Bank Pembangunan Daerah (BPD).
Adapun lima bank umum nasional tersebut antar lain BNI, BTN, BTN Syariah, BRI dan Bank Mandiri. Sedangkan 13 BPD yakni Bank Jabar Banten, Bank Sulselbar, Bank Kalbar, Bank Kalsel, Bank Kalsel Syariah, Bank Jatim Syariah, Bank Jatim, Bank Sumselbabel Syariah, Bank Aceh, Bank Jambi, Bank Nagari, Bank Sumselbabel dan Bank Jambi Syariah.
Sementara berdasarkan hasil evaluasi kuartal dua 2019 tercatatdana FLPP yang telah disalurkan kepada masyarakat sebanyak 46.174 unit rumah atau sekitar 67 persen dari target total 68.858 unit.