REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabag Humas Direktorat Jenderal Permasyarakatan, Ade Kusmanto memastikan Lapas Klas II A Abepura sudah aman dan kondusif, pascakerusuhan pada Kamis (29/8) kemarin.
Saat ini, kata Ade, kondisi keamanan lapas Klas II A Abepura berhasil dikendalikan oleh petugas lapas Abepura dibantu aparat keamanan Polri dan TNI.
"Warga binaan sudah berhasil ditenangkan serta sudah menempati blok huniannya masing2," kata Ade dalam pesan singkatnya, Jumat (30/8).
Ade pun menerangkan kronologi kejadiannya, sekitar pukul 09.30 WIT, Kalapas Abepura Kornelles mendapat informasi dari aparat keamanan setempat bahwa ada pergerakan massa ke arah Lapas Abepura.
Atas Informasi tersebut, Kalapas memerintahkan petugas Lapas menghentikan sementara layanan kunjungan dan memberikan pengertian kepada keluarga narapidana.
Setelah layanan kunjungan dihentikan, Kalapas dan jajaran melakukan pengamanan secara persuasif ke dalam dengan cara mengajak seluruh narapidana untuk berdialog dan menyampaikan alasan mengapa untuk sementara layanan kunjungan dihentikan.
Setelah berdialog dengan narapidana, Kalapas meminta kepada seluruh narapidana untuk masuk ke dalam blok. Tetapi narapidana tidak mau dengan alasan ingin menonton televisi untuk mengetahui kondisi di luar.
Untuk sementara kondisi di dalam masih kondusif. Namun pukul 14.00 WIT terjadi keributan lagi, diduga dipicu oleh beberapa narapidana yang memanfaatkan situasi di luar lapas dengan melempari batu kearah perkantoran lapas.
Melihat adanya gangguan kemanan dan ketertiban maka pihak lapas langsung minta bantuan pihak Polri dan TNI. Namun saat menunggu bantuan aparat keamanan Polro dan TNI, sekelompok narapidana ada yang melarikan diri melalui pos atas dengan cara menyerang petugas dan berusaha merampas senjata, meskipun sebelumnya sudah diberikan tembakan peringatan.
Karena mendapatkan perlawanan dari sekelompok narapidana yang berusaha melarikan diri dari pos atas, maka Kalapas memerintahkan petugas untuk menyelamatkan diri membawa senjata. Mereka melompat dari pos atas. Akhirnya empat narapidana berhasil melarikan diri.
"Tidak beberapa lama TNI dan Polri datangdan mulai melakukan tindakan yang bertujuan melumpuhkan narapidana yang berbuat anarkis dan sekitar pukul 16.30. WIT kondisi mulai kondusif, petugas lapas bersama TNI dan Polri melakukan sweeping ke dalam blok untuk mengamankan barang-barang terlarang," jelas Ade.
Namun, akibat kerusuhan tersebut, bengkel kerja yang berada dekat dengan masjid dan blok berhasil dibakar oleh narapidana. Sumber Api diduga dari ban yang dibakar dan berasal dari lapas. Sejak kondisi di luar lapas Abpura tidak kondusif, Kalapas memerintahkan seluruh petugas hadir untuk ikut membantu pengamanan.
Kerusuhan tersebut mengakibatkan ruang bengkel kerja terbakar, empat narapidana melarikan diri, satu petugas pos atas mengalami patah tulang.