Sabtu 31 Aug 2019 14:11 WIB

Keluarga Gus Dur Disarankan Bantu Redakan Situasi di Papua

Saran tersebut karena melihat sosok Gus Dur yang dihormati oleh masyarakat Papua.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ratna Puspita
Warga melintasi bangunan yang rusak di Jayapura, Papua, Jumat (30/8/2019).
Foto: Antara/Gusti Tanati
Warga melintasi bangunan yang rusak di Jayapura, Papua, Jumat (30/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keluarga Gus Dur disarankan ikut membantu mendamaikan situasi di Papua. Saran tersebut karena melihat sosok Gus Dur yang dulu sangat dihormati oleh masyarakat Papua.

"Saya kira bisa jadi keluarga Gus Dur, bagaimanapun juga keluarga Gus Dur masih sangat dihormati di Papua," ujar Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM), Beka Ulung Hapsara, dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (31/8).

Baca Juga

Ia menyarakan agar keluarga Gus Dur diajukan sebagai juru runding jika pemerintah dengan masyarakat Papua jadi untuk melakukan pertemuan. Bisa juga mereka menjadi negosiator ataupun mediator bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi dengan masyarakat Papua.

Beka melihat, ada permasalahan dengan cara pendekatan pemerintah saat ini untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di Papua. Saat ini, pendekatan yang dilakukan pemerintah lebih ke pendekatan linier.

"Seolah-olah pendekatannya linier bahwa ini masih ada daerah terisolir maka jawabannya adalah jalan. Terus kemudian soal pendidikan maka dibangun sekolah. Padahal tidak hanya itu saja. Tetapi ada pendekatan budaya. Dialog yang membebaskan itu menjadi penting," jelasnya.

Pendekatan kebudayaan dan dialog-dialog itulah yang menurut Beka dimiliki oleh Gus Dur dan keluarga. Karena itu pula mereka dihormati oleh masyarakat Papua. Menurut Beka, masyarakat Papua akan dapat lebih menerima jika pendekatan kebudayaan dilakukan.

"Jangan seperti sekarang ini ada kerusuhan polisi dikirim. Tetapi tidak pernah mengirim siapa melakukan dialog dengan kepala suku. Nah itu saya kira penting," tutur dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement