Senin 09 Sep 2019 21:12 WIB

Mengenal Teori Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun melalui kitab Muqaddimah sudah menelurkan teori-teorinya secara lengkap

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Konsep pemikiran Ibnu Khaldun
Foto: muslimheritage
Konsep pemikiran Ibnu Khaldun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Jauh sebelum ilmuwan Barat menemukan berbagai macam terori ilmu sosialnya, Ibnu Khaldun melalui kitab Muqaddimah sudah menelurkan teori-teorinya dengan lengkap, ilmiah, dan enak dibaca.

eori-terorinya tentang berbagai studi ilmu pengetahuan merupakan temuan revolusioner yang diakui mendahului sekaligus dirujuk oleh para pemikir besar dunia, seperti Adam Smith, Max Weber, dan Arnold Y Toynbee. Karena itu, tak heran jika Ibnu Khaldun diakui sebagai bapak ilmu sosial, ekonomi, dan sejarah.

Baca Juga

Dalam pembukaan Muqaddimah, Ibnu Khaldun mengawalinya dengan menjelaskan karakteristik bagsa-bangsa yang akan ia tulis. Misalnya, dia menjelaskan tentang karakteristik orang Badui, bagaimana cara mereka hidup, apa yang mereka kerjakan dan seterusnya.

Tidak hanya itu, Ibnu Khaldun bahkan menjelaskan sampai pada posisi geografinya, jumlah Muslim, dan cuaca. Penjelasan tersebut diutarakan agar para pembaca tidak keliru dalam melihat sejarah secara utuh dan menyeluruh.

Kitab Muqaddimah ini selesai ditulis pada 1377 Masehi. Tapi, gagasan Ibnu Khal dun dalam buku ini masih relevan untuk diaplikasikan dalam penyelesaikan masalah-masalah yang muncul pada era digital ini. Karena itu, kitab ini diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk ke dalam bahasa Indonesia.

Kitab Muqaddimah disusun dengan sis tematis. Ibnu Khaldun memulai karyanya dengan pembahasan tentang lingkung an fisik manusia dan pengaruh terhadap dirinya, serta karakteristik nonfisik. Ini diikuti dengan diskusi tentang organisasi sosial primitif, karakter kepemimpinan di dalamnya, dan hubungan masyara kat primitif atau sama lain, serta hubungan mereka dengan bentuk kehidupan urban yang lebih maju.

Kemudian, Ibnu Khaldun membahas secara umum tentang pemerintahan dan negara sebagai bentuk tertinggi organisasi sosial manusia. Juga membahas secara khusus tentang pemerintahan. Bagian ini mencakup diskusi tentang bagaimana perubahan terjadi dalam dinasti yang dilengkapi dengan administrasi negara terkait. Kemudian, penulis beralih ke kehidupan urban sebagai bentuk peradaban manusia paling maju.

Akhirnya, banyak ruang disediakan Ibnu Khaldun khusus untuk membahas peradaban yang lebih tinggi, perdagangan, kerajinan, keterampilan, keahlian, sains, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang dianggap sebagai kondisi dan konsekuensi kehidupan perkotaan, sehingga sangat diperlukan untuk memahami sejarah.

Melalui karya monumentalnya ini, Ibnu Khaldun telah berkontribusi banyak terhadap pemikiran manusia, termasuk pada perkembangan ilmu pengetahuan yang sekarang bisa dinikmati oleh masyakat modern. Dalam Muqaddimah, Ibnu Khaldun bahkan menyusun ilmu baru, yaitu 'ilmu al-'umran (ilmu tentang organisasi sosial).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement