REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Jambi, Kolonel Arh Elphis Rudy menyatakan berdasarkan pantauan satelit telah terjadi peningkatan jumlah hotspot atau titik api yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia terutama di daerah rawan karhutla seperti Kalteng, Kalbar, Kalsel, Riau, Sumsel, dan Jambi serta daerah lainnya.
"Untuk Provinsi Jambi peningkatan ini diindikasikan sebagai akibat dari masyarakat mengejar waktu tanam sebelum datangnya musim hujan dan mereka melakukan pembakaran lahan sehingga khusus di Jambi sendiri juga ada peningkatan titik api dan saat ini ada sebanyak 150 an titik api dalam seminggu terakhir yang terpantau di mana yang terbanyak ada di wilayah Kabupaten Muarojambi dan Tanjungjubung Timur," kata Elphis Rudy melalui rilisnya di Jambi, Sabtu (14/9).
Satgas Karhutla Jambi terus berusaha melaksanakan pemadaman dan pendinginan titik api di tengah kesulitan dan kendala berupa panas terik, angin kencang, serta semakin terbatasnya sumber sumber air. Hal itu karena kanal dan embung yang sudah mengering serta lokasi yang jauh dan sulit dijangkau dari Sungai.
Saat ini Satgas telah melakukan berbagai upaya mulai dari pembuatan kanal cacing untuk melokalisir meluasnya kebakaran dan pemadaman dengan penyiraman. Mereka melakukan pemadaman manual dengan perlengkapan seadanya karena kesulitan air dan juga dengan pengeboman dengan water bombing.
"Alhamdulillah sampai pukul 08.42 WIB Sabtu pagi titik api semakin menurun menjadi 26 titik api di Jambi dan saat ini memang sangat membutuhkan adanya rekayasa cuaca untuk menurunkan hujan dan Jambi sudah mengajukan permintaan ke BPPT, namun demikian daerah yang akan mendapatkan prioritas Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sesuai kondisi wilayah yang paling memerlukan saat ini adalah Riau, Sumsel dan Palangkaraya (Kalteng)," kata Arh Elphis Rudy yang juga sebagai Dandrem 042 Garuda Putih (Gapu) Jambi.
Upaya lainnya yang dilakukan Satgas Karhutla Jambi di bawah koordinasi BNPB akan membentuk Tim Pasukan pemadam Reaksi Cepat (PPRC) di mana pesawat TMC sudah dimuati bahan baku rekayasa cuaca. Mereka menunggu berkumpulnya akumulasi 70 persen awan sebagai prasyarat rekayasa cuaca di daerah tertentu yang akan terus di pantau permenit oleh BMKG.
Satgasgab Karhutla Jambi dalam seminggu terakhir juga sudah menerjunkan tambahan pasukan tim PPRC gabungan sejumlah 100 personel tambahan. Mereka disebar ke beberapa lokasi bergabung dengan personel yang sudah ada ke daerah Dendang dan Kumpeh.
"Kita juga akan menerjunkan tambahan lagi termasuk 1 SSK personel gabungan Yonif R 142 dan Brimob yg akan khusus melaksanakan penjagaan dilokasi yang rawan terjadi dibakar. Kita akan jaga ketat lokasi rawan dengan patroli dan penjagaan disamping sosialisasi yang masih gencar dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menekan jumlah masyarakat atau orang tertentu yang ingin membuka lahan dengan cara membakar," kata Elphis Rudy.