Ahad 15 Sep 2019 00:17 WIB

Jumlah Titik Api di Jambi Meningkat

Peningkatan kebakaran di Jambi diduga karena warga membakar lahan kejar waktu tanam

Red: Nur Aini
Petugas SAR Direktorat Sabhara Polda Jambi memadamkan kebakaran lahan gambut milik salah satu perusahaan di Puding, Kumpeh Ilir, Muarojambi, Jambi, Rabu (11/9/2019).
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Petugas SAR Direktorat Sabhara Polda Jambi memadamkan kebakaran lahan gambut milik salah satu perusahaan di Puding, Kumpeh Ilir, Muarojambi, Jambi, Rabu (11/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAMBI -- Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Jambi, Kolonel Arh Elphis Rudy menyatakan berdasarkan pantauan satelit telah terjadi peningkatan jumlah hotspot atau titik api yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia terutama di daerah rawan karhutla seperti Kalteng, Kalbar, Kalsel, Riau, Sumsel, dan Jambi serta daerah lainnya.

"Untuk Provinsi Jambi peningkatan ini diindikasikan sebagai akibat dari masyarakat mengejar waktu tanam sebelum datangnya musim hujan dan mereka melakukan pembakaran lahan sehingga khusus di Jambi sendiri juga ada peningkatan titik api dan saat ini ada sebanyak 150 an titik api dalam seminggu terakhir yang terpantau di mana yang terbanyak ada di wilayah Kabupaten Muarojambi dan Tanjungjubung Timur," kata Elphis Rudy melalui rilisnya di Jambi, Sabtu (14/9).

Baca Juga

Satgas Karhutla Jambi terus berusaha melaksanakan pemadaman dan pendinginan titik api di tengah kesulitan dan kendala berupa panas terik, angin kencang, serta semakin terbatasnya sumber sumber air. Hal itu karena kanal dan embung yang sudah mengering serta lokasi yang jauh dan sulit dijangkau dari Sungai.

Saat ini Satgas telah melakukan berbagai upaya mulai dari pembuatan kanal cacing untuk melokalisir meluasnya kebakaran dan pemadaman dengan penyiraman. Mereka melakukan pemadaman manual dengan perlengkapan seadanya karena kesulitan air dan juga dengan pengeboman dengan water bombing.