REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia menyebut saat ini ekonomi global terus mengalami gejolak pelemahan. Bahkan, kondisi tersebut berpotensi menimbulkan risiko resesi ekonomi global.
Mengantisipasi gejolak tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pihaknya berupaya meningkatkan kinerja ekspor di Indonesia. “Resesi berbagai dunia telah menekan ekonomi kita, kinerja ekspor kita dan menekan harga komoditas yang merupakan sektor penting bagi ekonomi,” ujarnya di Gedung Dhanapala, Jakarta, Selasa (17/9).
Menurutnya pemerintah juga berupaya menjaga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) agar tetap efisien. Salah satunya, target penerimaan pajak pada tahun ini.
“Target penerimaan pajak tahun ini berat tapi bukan berarti tidak bisa dicapai,” ucapnya.
Sri Mulyani mengakui tantangan perekonomian pada tahun lalu dan tahun ini tidak mudah. Apalagi, pada tahun ini APBN 2019 merupakan tahapan kritis.
“Ini tugas penting untuk jaga APBN sebagai instrumen fiskal dan menjaga ekonomi Indonesia lebih baik,” ucapnya.
Pada hari ini, Sri Mulyani melantik 129 Pejabat Eselon III di lingkungan Kementerian Keuangan. Para pejabat tersebut berasal dari Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal Anggaran, Direktorat Jenderal Pajak dan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan.
“Anda lah the real organisational mover. Anda engine dari organisasi kita. Anda menentukan sikap dan tone dari organisasi kita dan pentingnya pengalaman dan integritas,” ucapnya.
Sebanyak 65 pejabat menerima promosi dari eselon IV ke eselon III, 58 pejabat mutasi, sementara enam lainnya menerima pengukuhan karena reorganisasi dan pengangkatan kembali dalam jabatan. Menkeu menegaskan mutasi dan promosi merupakan penyegaran bagi organisasi sekaligus bentuk kepercayaan yang diberikan oleh organisasi atas kompetensi para individu pejabat tersebut.