Selasa 24 Sep 2019 04:42 WIB

Warga Sukarapih Pasang Baliho Tolak Pinjaman Bank

Warga menolak segala macam pinjaman masuk ke Sukarapih Purwakarta

Rep: ayobandung.com/ Red: ayobandung.com
 Warga Kampung Sukarapih Desa Sawit Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta memasang belasan spanduk atau banner bertulisan penolakan segala bentuk jenis pinjaman berkedok bank masuk ke lingkungan mereka.
Warga Kampung Sukarapih Desa Sawit Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta memasang belasan spanduk atau banner bertulisan penolakan segala bentuk jenis pinjaman berkedok bank masuk ke lingkungan mereka.

PURWAKARTA, AYOBANDUNG.COM -- Warga Kampung Sukarapih Desa Sawit Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta memasang belasan spanduk atau banner bertulisan penolakan segala bentuk jenis pinjaman berkedok bank masuk ke lingkungan mereka.

Warga menilai jika jenis pinjaman tersebut meresahkan masyarakat dan perlu diantisipasi. Pemasangan spanduk atau banner dengan ragam tulisan penolakan dinilai solusi terbaik.

"Aksi penolakan berawal dari kekhwatiran para tokoh masyarakat dan aparat terhadap dampak atau efek negatif di masyarakat yang diakibatkan adanya jenis pinjaman berkedok bank tersebut," ujar Kepala Dusun II Kampung Sukarapih,  E Jaenudin, Senin (23/9).

AYO BACA : Polda Jabar: Wanita dalam Video Syur Hanya Korban

Spanduk atau banner mereka pasang di sejumlah tempat strategis dengan ragam tulisan penolakan, di antaranya bertulisan "Menolak Keras, masuknya Kosipa, Bank Keliling (Bangke), rentenir dan lintah darat ke wilayah Dusun II Sukarapih riba bikin sengsara dunia akhirat." dan " Rentenir: ngasih pinjam belaga pahlawan, giliran nagih galak kayak setan".

"Ini sudah terbukti seperti di lingkungan lain bahkan berakibat fatal sampai berakibat runtuhnya rumah tangga dan permasalahan antara tetangga terdekat" kata dia.

Untuk itu, lanjut E Jaenudin, aparatur hingga tokoh masyarakat dan karang taruna setempat berinisiatif memasang spanduk atau banner peringatan hingga penolakan bank yang lebih mirip rentenir.

AYO BACA : Tajug Gede Cilodong Purwakarta Jadi Pusat Studi Peradaban

"Yang kita tau macama- macam, modusnya seperti rentenir dan banyak riba nya lah kalau diperhatikan," ucap dia.

Sementara, Ketua Bamusdes Desa Sawit, Yadi Suryadi menambahkan, pemasangan spanduk atau banner sebagai sosialisasi membuka pandangan masyarakat, masih ada cara lain untuk keluar dari himpitan ekonomi.

"Masih banyak cara lain yang bisa kita ambil, seperti merintis usaha atau bekerja sesuai bidangnya, bila pun harus meminjam bank legal pun masih ada juga dan lebih jelas prosedur," kata Yadi.

Adapun spanduk tersebut dipasang di setiap jalan lingkungan agar mudah terlihat masyarakat terutama pelaku yang dimaksud.

"Saat ini ada sekitar 18 spanduk atau banner kita pasang, kita pasang di sana mempertegas jika kehadirian mereka tidak diharapkan," ujar dia.

AYO BACA : Pemkab Purwakarta Siapkan Rp10 M untuk Penataan SOR Purnawarman

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement