BANDUNG WETAN, AYOBANDUNG.COM -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menargetkan pembangunan fisik tol Bandung-Tasik-Cilacap dimulai tahun depan. Pada 2020, kontruksi tahap awal tol yang juga melintasi Garut tersebut diharapkan dapat segera dimulai selepas penetapan lokasi (penlok) selesai.
"Target konstruksinya (pada) 2020," ungkap Emil, sapaan akrabnya ketika ditemui di Gedung Sate, Bandung, Rabu (25/9).
Dia mengatakan, saat ini, pemilik konsorsium tol tahap I yang meliputi Gedebage-Kabupaten Bandung-Garut dan Tasikmalaya telah ditentukan. Konsorsium yang dipegang oleh PT Jasa Marga tersebut nantinya akan mengelola tol tersebut dalam dua tahap.
"Nanti lanjut tahap dua, yaitu Tasik-Banjar-Pangandaran-Cilacap. Semua sudah diputuskan pemilik konsorsiumnya ke PT Jasa Marga," ungkapnya.
Dia mengatakan, biaya yang dibutuhkan untuk mengelola pembangunan tol tahap I mencapai Rp60 triliun. Angka yang tak jauh berbeda juga diperkirakan akan dibutuhkan untuk tahap kedua.
"Angka itu sudah termasuk untuk pembebasan lahan, karena pembebasan lahan sama mahalnya dengan konstruksi," jelasnya.
Pihaknya saat ini tengah menentukan trase agar lokasi exit tol tersebut disepakati bersama sebelum pembebasan lahan dilakukan. Dia mengatakan, 90% proses penlok telah mengarah ke hal positif.
"Rapat hari ini untuk menetukan trase, tidak boleh berubah lagi karena penlok kan ada di saya. Bupati datang agar penentuan exit-nya di mana, jangan berubah lagi. Saya tidak mau memberi putusan (penlok) sebelum ada kesepakatan," ungkapnya.
Jumlah exit tol diperkirakan mencapai empat buah yang terdapat di Kabupaten Bandung, Garut (2 buah), dan Tasikmalaya. Total terdapat 4 exit yang direncanakan.
"Jadi ada exit yang mendekati Pangandaran, Kalipeucang sekitar 17 km. Bukan extend, tapi (jalan) yang tadinya lurus jadinya dibelokkan dalam rangka menunjang Pangandaran sebagai destinasi pariwisata," jelasnya.