REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Horas Amang: Tiga Bulan untuk Selamanya merupakan film yang diangkat dari pertunjukan panggung yang juga bernama Horas Amang. Karya Irham Acho Bahtiar dan Steve RR Wantania itu akan berfokus penuh pada hadirnya kekeluargaan di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Ihram mengaku, rencana pembuatan film Horas Amang membutuhkan waktu yang cukup lama, karena menyesuaikan durasi panggung ke dalam durasi film. Meskipun pengambilan gambar dilakukan pada bulan Februari 2019, perencanaan film telah dilakukan sejak Agustus 2018.
"Sebenarnya, ide pembuatan film ini kami dapatkan dalam proses rencana film lainnya. Tiba-tiba di saat kami lagi bikin teaser buat film itu, Bu Asye kasih tonton pertunjukan Horas Amang itu. Akhirnya kami proses yang ini karena mempunyai nilai didik yang baik,” ungkap Ihram dalam acara konferensi film Horas Amang: Tiga Bulan Untuk Selamanya di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan (23/9).
Menurut Ihram, penggarapan Horas Amang memang agak rumit. Ia dan Steve telah memilah adegan yang akan difilmkan berkali-kali.
"Pertama, kami sudah bikin singkat, tapi tiba-tiba kami merasa masih kurang dan itu memakan waktu hampir setahun," jelas Irham
Horas Amang merupakan film yang kental dengan budaya batak. Kisah panggung ini menceritakan kehidupan seorang ayah dan anak-anaknya dengan latar kampung batak yang berada di tengah kota besar.
Ayah tersebut sibuk memberikan kebahagiaan kepada anak-anaknya, namun usaha dan harapannya tidak berbalik demikian. Film Horas Amang menghadirkan banyak aktor senior dan baru ke dalamnya.
Aktor kawakan Cok Simbara tampil sebagai tokoh Amang. Sementara itu, Novita Dewi Marpaung mengisi soundtrack-nya. Film yang menghadirkan keluarga sebagai tema besarnya ini akan ditayangkan pada tanggal 26 September 2019 di seluruh bioskop Indonesia.