REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Tjetjep Yudiana mengimbau warga untuk mewaspadai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Imbauan mengingat saat ini sudah mulai memasuki musim hujan.
"Perhatikan lingkungan sekitar, jangan sampai air bekas hujan menggenang. Akibatnya, sarang nyamuk Aedes Aegypti akan mudah berkembang biak,” ujar Tjetjep Yudiana di Tanjungpinang, Ahad (29/9).
Menurut Tjetjep, sepanjang tahun 2019 ini jumlah penderita DBD di Kepri mencapai 900 orang, sementara yang meninggal dunia sebanyak 13 orang.
"Jumlah itu meningkat jika dibanding tahun 2018 yang berjumlah sebanyak 500 kasus DBD," ungkapnya.
Penyebab naiknya kasus DBD, menurut dia dikarenakan masih banyak masyarakat yang lalai memberantas sarang nyamuk di tempat tinggal masing-masing. Sarang nyamuk itu, lanjutnya ada di bak mandi, tempat penampungan air, dispenser, kaleng bekas, serta sampah plastik yang ada di halaman depan rumah.
Tjetjep menyarankan sarang-sarang nyamuk tersebut diberantas rutin sepekan sekali. Sebab, siklus pertumbuhan dari telur sampai menjadi nyamuk dewasa itu memerlukan waktu tujuh hari.
"Menguras, menutup, dan mengubur (3M) adalah langkah utama untuk membasmi jentik-jentik nyamuk di rumah dan lingkungan tempat tinggal," katanya.
Dia menegaskan, Pemprov Kepri bersama pemerintah kabupaten/kota akan terus melakukan sosialisasi dan upaya fogging untuk dapat meminimalisir persebaran nyamuk.
"Fogging (pengasapan) merupakan salah satu cara efektif membunuh nyamuk pembawa virus dengue, yang mengakibatkan penyakit demam berdarah," tambah Tjetjep.