REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Korps Alumni Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (KA-FoSSEI) menyelenggarakan rangkaian acara Munsyawarah Nasional (Munas) VII, di Hotel Sofyan, Menteng, Jakarta Pusat, Ahad (29/9).
Rangkaian acara Munas ini antara lain, sehari sebelumnya, Sabtu (28/9), panitia mengadakan Seminar Nasional Ekonomi Syariah, bekerja sama dengan Universitas Gunadarma. Pada perhelatan puncak, yaitu pemilihan tim formatur, Akhmad Akbar Susamto kembali mendapatkan suara terbanyak dan ditetapkan sebagai ketua umum MPP KA-FoSSEI periode 2019-20121.
Akbar, begitu dia akrab dipanggil, sebelumnya merupakan incumbent ketua umum MPP KA-FoSSEI. Ia menyatakan kembali maju dalam Munas VII. Atas prestasi dan dedikasi yang ia torehkan selama kepemimpinan sebelumnya membuat ia terpilih kembali menahkodai organisasi ekonomi syariah terbesar di Indonesia ini.
Beberapa nama yang ditetapkan sebagai Tim Formatur yang akan memimpin MPP KA-FoSSEI periode 2019-2021 adalah: Akhmad Akbar Susamto (ketua formatur), Mega Oktaviany, M. Rizky Rizaldi, Herlas Juniar, Siddiq Haryono, Iman Ni'matullah, Iman Aryadi, Hendro Wibowo, M Iqbal, Hafid Koesmahendra, dan Djihadul Mubarok.
Panitia pelaksana Munas, Muhammad Rizky Rizaldy, dalam sambutannya menyampaikan, kehadiran peserta Munas ini tidak sekedar mendengarkan materi belaka. “Namun sebuah perwujudan perjuangan setiap kader sebagai homo islamicus yang dicerminkan oleh tiga nilai FoSSEI, yaitu Ukhuwah, Dakwah, dan Ilmiah,” kata Muhammad Rizky dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (30/9).
Puncak pelaksanaan Munas yang bertemakan "Meneguhkan Peran Generasi Baru Ekonomi Islam: Dari KA-FoSSEI untuk Bangsa" diisi tausiyah tokoh oleh Anwar Abbas, sekretaris jenderal MUI Pusat. Dalam ceramahnya, ia menekankan bahwa setiap alumni FoSSEI tidak cukup hanya menguasai ilmunya, namun juga harus memiliki strategi untuk menguasai dunia ekonomi dan bisnis secara riil.
Menurutnya, penguasaan terhadap ilmu dan ekonomi secara materil harus pula didukung dengan hijrah mental setiap individu. Sebab mental sebagai pekerja tidaklah cukup, namun harus diubah menjadi mental pebisnis dan mental investor. “Dengan bekal penguasaan ilmu dan materi, didukung oleh mental seperti disebutkan itu setiap individu dapat memiliki kemampuan yang cukup untuk memperbaiki struktur pemerintahan bahkan dunia,” ujarnya.
Anwar Abbas menekankan, perjuangan KA-FOSSEI dan FoSSEI bukan sekedar menyadarkan orang tentang pentingnya mengembalikan nafas ekonomi ke nilai-nilai yang diajarkan Rasulullah, melainkan juga bertugas merubah tata kelola ekonomi bangsa dan dunia dengan tata kelola sebagaimana yang diatur dalam Islam. “Hal itu bukan soal agama, tetapi memang hanya ekonomi Islam yang dapat menyelamatkan dunia dan memberi kesejahteraan yang hakiki,” tegasnya.