Jumat 04 Oct 2019 00:13 WIB

Pantun Abdul Wahab di Sidang Paripurna Pelantikan Ketua MPR

Seisi ruangan paripurna pecah saat Abdul Wahab berpantun.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Muhammad Hafil
Ketua MPR Sementara Abdul Wahab Dalimonthe (kiri) dan Wakil Ketua MPR Sementara Hillary Brigitta Lasut (kanan) memimpin rapat gabungan pimpinan sementara MPR dengan perwakilan fraksi dan kelompok DPD di ruang KK V, Gedung Nusantara, Komplek Parlemen, Senayan, Kamis (3/10/2019).
Foto: Antara/Galih Pradipta
Ketua MPR Sementara Abdul Wahab Dalimonthe (kiri) dan Wakil Ketua MPR Sementara Hillary Brigitta Lasut (kanan) memimpin rapat gabungan pimpinan sementara MPR dengan perwakilan fraksi dan kelompok DPD di ruang KK V, Gedung Nusantara, Komplek Parlemen, Senayan, Kamis (3/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosok ketua MPR sementara Abdul Wahab Dalimunthe kerap mengundang gelak tawa. Pasalnya ia kerap melontarkan pantun di sela-sela sidang paripurna yang ia pimpin, Kamis (4/10).

"Ikan sepat ikan gabus, makin cepat makin bagus," kata Abdul Wahab pada saat memutuskan untuk menskors sementara sidang paripurna untuk menunggu sikap Partai Gerindra.

Baca Juga

Tawa seisi ruangan paripurna kembali pecah saat Abdul Wahab kembali berpantun. Pantun tersebut disampaikan Abdul pada saat menunggu kedatangan Ketua Fraksi MPR Partai Gerindra.

"Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit dahulu bersenang kemudian," ujarnya.

Usai pelantikan, Abdul Wahab kembali berpantun. Sebelum menyerahkan palu, Abdul Wahab langsung menyampaikan dua pantun sekaligus.

"Kalau ada kaca yang pecah,

Jangan disimpan di dalam laci,

Kalau ada kata-kata kami yang salah,

Jangan simpan dalam hati,"

"Jalan-jalan ke kota Jember,

Jangan lupa membeli semangka,

Kalau anda terpilih jadi Pimpinan MPR, jangan sampai diperika KPK," kata Wahab yang langsung disambut tawa Anggota MPR yang hadir.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement