REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI mengajak masyarakat menggunakan produk dalam negeri. Upaya ini tak lain untuk membantu meningkatkan perekonomian Indonesia.
Menteri Perdagangan Engartiasto Lukita menjelaskan, ajakan tersebut tidak lepas dari proyeksi perdagangan dunia di tahun mendatang. Menurutnya, pertumbuhan perdagangan dunia, terutama Indonesia, penuh dengan ketidakpastian.
"Saya jujur sampaikan itu," kata Enggartiasto kepada wartawan di Kota Batu, Malang, Jawa Timur, Jumat (4/10).
Enggartiasto memberi contoh perang perdagangan antara Jepang dan Korea yang belum surut. Selain itu, masih ada perseteruan baru antara Amerika Serikat dan Uni Eropa. Peningkatan tarif produk Eropa oleh Amerika Serikat akan memberi dampak bagi lainnya.
Enggartiasto sebelumnya menyebut, Uni Eropa sebagai negara tujuan ekspor yang paling besar. Begitu pula dengan Amerika Serikat yang saat ini pertumbuhan ekonominya mengalami penurunan signifikan. Berdasarkan prediksi Bank Dunia (IMF), laju ekonomi akan menurun dari 2,3 menjadi 1,6 persen.
Melihat kondisi demikian, Enggartiasto berharap, Indonesia dapat mengambil langkah besar agar selamat dari dampak perang dagang tersebut. Salah satunya dengan meningkatkan perdagangan produk ekspor.
"Itu harus dibuka betul agar akses perdagangan 2020 dan 2021 tidak tertekan semakin dalam," ujarnya.
Sebelumnya, Amerika Serikat memberlakukan tarif atas impor barang-barang asal Ini Eropa senilai 7,5 miliar dollar AS atau 6,8 miliar euro. Tarif ini akan mulai diberlakukan pada 18 Oktober mendatang. Kebijakan ini merupakan jawaban Amerika Serikat atas penyebutan subsidi ilegal bagi pabrik pesawatnya oleh Uni Eropa.