Senin 07 Oct 2019 08:10 WIB

Mahasiswa Sukabumi Didorong Jadi Duta Internet Sehat

Ini agar informasi tak benar atau hoaks yang mengadu domba dapat ditangkal.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Gita Amanda
Kecanduan internet berdampak buruk bagi kesehatan (Ilustrasi)
Foto: Dailymail
Kecanduan internet berdampak buruk bagi kesehatan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemerintah Kota Sukabumi mendorong para mahasiswa menjadi duta-duta pengguna internet sehat. Langkah ini dilakukan agar informasi yang tidak benar atau hoaks dan yang mengadu domba dapat ditangkal .

Hal ini disampaikan Wali  Kota Sukabumi Achmad Fahmi dalam seminar Kesehatan yang bertemakan Internet negatif, mengundang cyber bullying di Gedung Juang 45 Kota Sukabumi, Ahad (6/10) lalu. Kegiatan ini digagas Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Sukabumi.

Baca Juga

"Mari gunakan internet secara sehat, supaya sehat jiwa kita,’’ ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi. Ia mengatakan para mahasiswa didorong menjadi duta-duta pengguna internet secara sehat.

Sehingga lanjut Fahmi, mahasiswa memposting sesuatu yang baik dan positif di medsos. Harapanya generasi muda Sukabumi harus sehat secara fisik dan rohani ditandai dengan penggunaan internet yang positif. Bila dilakukan mahasiswa menjadi bagian dari energi positif dalam pembangunan.

Contohnya kata Fahmi, ketika curhat jangan melalui media sosial seperti Facebook. Sebabnya pengalaman panjang Indonesia dijajah oleh bangsa lain dan diadu domba oleh bangsa lain.

Saat ini terjadi lagi melalui media sosial. Di mana terang Fahmi, aksi anarkis terjadi pemicunya melalui media sosial karena tidak dewasa menyikapi medsos dan mudah terprovokasi karena tidak sehat dari sisi kejiwaan.

Lebih lanjut Fahmi mengatakan, memahami situasi perkembangan yang paling cepat saat ini terjadi di bidang teknologi dan informasi, kesehatan dan infrastruktur. Akan tetapi yang paling cepat perkembangan pembangunan di bidang teknologi.

Sehingga pembangunan di bidang kesehatan berkejar-kejaran dengan teknologi. Contoh sederhana bagaimana Revolusi Industri 4.0 sekarang Jepang proklamirkan 5.0 menunjukkan kecepatan teknologi dan infomrasi sesuatu yang sangat sulit dikejar.

"Di satu sisi bersyukur teknologi akan mempercepat pembangunan di sektor yang lain,'' imbuh Fahmi. Termasuk dunia kesehatan beradaptasi dengan teknologi dan kepala daerah dengan kecepatan teknologi mengontrol wilayahnya dengan media tersebut.

Namun sambung Fahmi, tidak bisa dipungkiri lanjut Fahmi, ada sisi negatif. Di mana kedekatan dengan gawai dengan handphone atau smartphone yang menyebablan seseorang tidak bisa lepas dari kehidupan. Dalam artian ada kecanduan yang dialami warga dan ini harus disikapi dengan baik.

Ketua STIKES Sukabumi Iwan Permana mengatakan, dampak dari menyebarkan konten yang kurang baik juga bisa berdampak pada bullying. Hal ini harus dicegah dan dihindari oleh para mahasiswa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement