Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -- Untuk mendukung tercapainya target Pemerintah Indonesia dalam memberikan akses air bersih ke seluruh masyarakat Indonesia, berbagai elemen masyarakat bersama-sama terlibat dalam mempelopori dan menggiatkan inisatif Pembiayaan Air Minum dan Sanitasi (PAMDS atau Water Credit).
Demikian terungkap dalam dialog Water For All: Empowering Community Through Water Credit Initiatives di Ideafest 2019, Minggu (6/10/2019). Inisiatif ini menjembatani antara akses air minum dan sanitasi dengan lembaga keuangan.
Dengan menyediakan pinjaman terjangkau, baik kepada rumah tangga, kelompok masyarakat, atau penyedia layanan air minum dan sanitasi yang sebelumnya tidak mendapatkan akses di sektor keuangan, PAMDS berarti memberdayakan masyarakat agar segera memenuhi kebutuhan air minum dan sanitasi mereka sendiri.
Baca Juga: Apindo Nilai RUU SDA Tidak Pro Dunia Usaha
Rachmad Hidayad, Chief Representatives Water.org, mengungkapkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), capaian akses air bersih yang layak saat ini di Indonesia mencapai 72,55%. Sementara target Sustainable Development Goals (SDGs) sebesar 100%. Karena itu setiap elemen masyarakat sepatutnya mendukung rencana pemerintah untuk memberikan akses air bersih bagi 100% warga Indonesia.
"Untuk itu, kami bersama-sama mendorong inisiatif PAMDS ini," ungkap Rachmad Hidayad.
Water.org, sebuah lembaga nirlaba yang aktif mendorong inisiatif PAMDS. Menurut Rachmad, sejak dimulainya inisiatif ini di Indonesia pada 2014, beberapa lembaga keuangan telah membuat produk pembiayaan air minum dan sanitasi dan telah menyalurkan lebih dari 190.000 pinjaman dengan jumlah total sebesar Rp542 miliar.
"Dengan pinjaman yang telah disalurkan lembaga-lembaga keuangan, baik bank maupun koperasi, saat ini lebih dari 750.000 jiwa berhasil memiliki akses terhadap air dan sanitasi," imbuh Rachmad.
Menurut Rachmad, skema pinjaman mikro PAMDS lebih menjamin keberlanjutan program akses air bersih dan sanitasi dibandingkan bantuan langsung yang dapat terputus apabila donasinya dihentikan.
Dengan skema mikro ini, penerima manfaat mendapatkan pemenuhan kebutuhan akses air dan sanitasi sekaligus memiliki tanggung jawab moral untuk membayar angsuran secara rutin serta memelihara fasilitas terbangun. Selain itu, lembaga keuangan terkait dapat turut meningkatkan portfolio serta penetrasi pasar yang lebih luas.
PAMDS juga membuka kesempatan kepada berbagai pihak, baik itu pemerintah dan swasta, untuk turut berkontribusi memberikan capaian akses air bersih dan sanitasi di Indonesia. Salah satu pihak swasta tersebut adalah Danone Aqua yang bekerja sama dengan Water.org untuk memberikan dampak yang lebih besar melalui solusi keuangan yang berkelanjutan dengan memberdayakan Kelompok Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (SPAMS) Pedesaan.
Program ini melakukan pelatihan pengelolaan usaha sehingga diharapkan dapat berjalan secara mandiri dan berkelanjutan.
"Sejak 2016, kerja sama ini telah berjalan di Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan melibatkan tiga lembaga keuangan yang telah menyalurkan pinjaman bagi 18 Kelompok SPAMS di 18 desa," ungkap Rachmad.
Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone Indonesia, menambahkan bahwa kolaborasi Danone Aaqua dengan Water.org bertujuan meningkatkan akses air bersih bagi warga di beberapa daerah yang aksesnya terbatas.
Kolaborasi ini sejalan dengan visi Danone; 'One Planet One Health', di mana Danone percaya bahwa kesehatan lahir tidak hanya melalui makanan, minuman ataupun gaya hidup masyarakat, tetapi juga berasal dari lingkungan yang juga sehat.
"Hal ini sejalan dengan komitmen kami untuk terus mendukung tercapainya target SGDs di 2030. Untuk itu, penting bagi kami mendukung inovasi dan inisiatif yang baik untuk mencapai akses air bersih dan sanitasi yang baik melalui cara yang lebih berkelanjutan bagi masyarakat," jelas Karyanto.
Melalui PAMDS ini, daerah-daerah yang siap untuk solusi keuangan mikro dapat bermitra dengan lembaga keuangan yang dipilih dengan cermat untuk menyediakan pinjaman air dan sanitasi yang terjangkau bagi keluarga yang membutuhkan. Lembaga-lembaga keuangan ini membentuk pinjaman air dan sanitasi dalam portofolio penawaran mereka.
Baca Juga: Konsumsi Minuman Ringan yang Dipermanis Picu Kematian Dini, Ini Penjelasannya
Water.org mendukung mereka dengan menyediakan sumber daya, pendidikan, koneksi dengan praktisi lain, dan bantuan teknis untuk memulainya. Peminjam menggunakan pinjaman kecil yang terjangkau ini untuk memasang keran atau toilet di rumah mereka dan mendapatkan akses ke sumber daya lokal yang dapat melakukan pekerjaan.
Saat ini di Indonesia inisiatif PAMDS telah memiliki tiga bentuk turunan yang bertujuan untuk memaksimalkan pencapaian akses universal air minum dan sanitasi, yaitu PAMDS Rumah Tangga (WaterCredit), PAMDS Pedesaan (WaterConnect–CBO/Community-Based Organization), dan PAMDS Perkotaan (WaterConnect-PDAM).
Lebih dari Rp350 miliar telah disalurkan lembaga keuangan dengan tingkat pengembalian cukup tinggi yaitu sekitar 98%. Hal ini menunjukkan bahwa pembiayaan air dan sanitasi merupakan sektor yang potensial untuk lembaga keuangan dan memiliki risiko yang relatif kecil, selain juga bisa memberikan manfaat sosial yang cukup besar.