REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akan mengalihkan operasional kereta api (KA) jarak jauh di Stasiun Gambir ke Stasiun Manggarai pada akhir 2021. Hanya saja, dengan begitu kepadatan lalu lintas di sekitar Stasiun Manggarai juga perlu ditata terlebih kereta rel listrik (KRL) dan kereta Bandara Soekarno-Hatta juga beroperasi di Stasiun Manggarai.
Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi mengatakan akan mendiskusikan hal tersebut. "Biasanya Pak Menteri (Budi Karya Sumadi) pasti selalu kalau ada perubahan terhadap skema untuk satu terminal satu simpul transportasi," kata Budi di Jakarta, Selasa (8/10).
Dia memastikan nantinya pasti akan melibatkan pihak terkait lainnya untuk mengatasi kepadatan lalu lintas di Stasiun Manggarai. Budi menuturkan juga akan berkoordinasi dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek.
"Mungkin BPTJ juga akan membantu pihak kereta api seperti kasus yang ada belakangan ini. Setiap pengembangan moda transportasi pasti akan didukung dengan transportasi yang lain," jelas Budi.
Hal tersebut menurutnya akan sangat sesuai dengan skema //Transit Oriented Development (TOD). Jadi, lanjt Budi, semua pihak akan mendukung sehingga masyarakat yang akan berpindah dari satu moda transportasi ke moda lain akan lebih maksimal.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan memastikan nantinya kereta api (KA) jarak jauh tak lagi dilayani di Stasiun Gambir. Hanya saja, untuk mencapai hal tersebut banyak proses yang perlu diselesaikan terlebih dahulu, khususnya proyek jalur dwi ganda di Stasiun Manggarai.
Kasubag Humas Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Supandi mengatakan pada akhir 2021 memang ditargetkan KA jarak jauh sudah tak berhenti di Stasiun Gambir. Dengan begitu, penumpang KA jarak jauh tidak lagi dilayani di Stasiun Gambir.
"Jadi prinsipnya saat Stasiun Manggarai sudah selesai dan beroperasi (jalur dwi ganda) maka KA jarak jauh berhenti sini tidak di Stasiun Gambir lagi," kata Supandi, Selasa (8/10).
Untuk itu, pemerintah tengah mengebut pembangunan jalur bertingkat di Stasiun Manggarai. Pembangunan jalur tersebut untuk memudahkan lalu lintas kereta, termasuk kereta Bandara Soekarno-Hatta yang saat ini sudah dioperasikan di Stasiun Manggarai.
Direktur Prasarana Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Heru Wisnu mengatakan Stasiun Manggarai akan dibuat tiga jalur. Semula, di Stasiun Manggarai terdapat tujuh jalur aktif untuk melayani perjalanan kereta api dari enam arah. Ketujuh arah tersebut yaitu jalur utama Jakarta Kota-Lintas Utama Jawa, KRL Jakarta Kota-Bogor, KRL Jakarta Kota-Bekasi, KRL Jatinegara-Bogor, KRL Feeder Duri-Manggarai, dan Lintasan Angkutan Barang Merak-Citayam-Nambo serta Sukabumi-Kampung Bandan.
Semua operasi tersebut berada dalam satu bidang sehingga terjadi antrean untuk memasuki Stasiun Manggarai. Antrean tersebut mengganggu kelancaran arus penumpang dan barang karena jumlah penumpang kereta api terus meningkat.
Oleh karena itu, Stasiun Manggarai dibuat bertingkat yang merupakan bagian dari proyek dwi ganda untuk pemisahan jalur sehingga mengurangi antrean kereta masuk. “Nantinya, Stasiun Manggarai akan diatur memiliki tiga jalur,” tutur Heru, Senin (23/9).
Dia menjelaskan KA jalur utama akan berakhir di Stasiun Manggarai dan sebagian di Pasar Senen. Sehingga, lanjut dia, KRL tidak berpotongan dengan KA jalur utama di lintas tengah Manggarai-Kota.
Kedua, yaitu KA jalur utama akan terpisah dengan KRL dari Bekasi dengan dibangunnya jalur dwi ganda dari Manggarai-Bekasi. Lalu ketiga, KRL Bekasi akan terpisah dengan KRL dari Bogor, Jakarta-Bogor akan berada di lantai tiga Stasiun Manggarai, sedangkan Bekasi-Tanahabang-Jatinegara di lantai satu Stasiun Manggarai.
“KA Bandara akan beroperasi di lantai satu dengan rute Manggarai-Duri-Batuceper-Bandara Soekarno-Hatta,” ujar Heru.
Sementara lantai dua akan digunakan khusus untuk layanan penumpang dan komersial area. Setelah Stasiun selesai dibangun, lanjut Heru, akan turut mendukung target penumpang per hari 1,2 juta orang pada 2019.
“Hal ini perlu didukung pengembangan interkoneksi dengan moda lain, antara lain lintas raya terpadu (LRT) dan Transjakarta,” jelas Heru.