REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Usep S Ahyar merasa kecewa dengan politikus PDIP Arteria Dahlan yang tak menunjukkan sikap hormat kepada Profesor Emil Salim saat berdiskusi dalam salah satu program televisi. Ia mengingatkan agar Arteria lebih baik fokus membahas tema diskusi daripada menunjukkan sikap arogan.
Usep merasa diskusi yang disiarkan salah satu televisi swasta itu malah menjauh dari konteks saat Arteria mulai "menyerang" Emil. Padahal, tema diskusi yang diangkat ialah soal perppu guna mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang kian terbelenggu hasil revisi UU KPK.
"Jangan sampai lupakan hal substansinya, yang disuguhkan ke publik itu substansinya apa sih pentingnya buat rakyat, jangan gimmick-nya saja seperti membentak itu yang jadi ramai diperbincangkan," katanya pada Republika.co.id, Kamis (10/10).
Direktur Riset Populi Center itu meminta agar anggota DPR terpilih periode 2019-2024 menjadikan perseteruan Arteria dan Emil sebagai pelajaran. Sebab, perseteruan semacam itu malah makin memperburuk citra DPR di mata publik. Hal ini akan berdampak pada tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga legislatif tersebut.
"Ini pelajaran buat semua anggota DPR karena mereka kan secara prosedur terpilih, rakyat melihatnya jadi tidak respek pada masyarakat. Sesuai survei bahwa DPR tingkat kepercayaannya rendah. Apalagi kalau ditambah model-model perilaku seperti ini malah menambah ketidaksukaan masyarakat," ujarnya.
Ia khawatir bila DPR kian tak dipercaya rakyat, integritas negara akan terancam. Konsekuensinya, rakyat tak lagi peduli pada DPR yang fungsinya mengawasi jalannya roda pemerintahan.
"Padahal, DPR ini penting, mereka mengurusi soal rakyat. Kalau enggak dipercaya ya repot juga. Patut diingat loh Emil Salim ini sudah banyak berbuat bagi bangsa, profeseor, diakui semua orng, jadi ya harus dihargai," ucapnya.
Dalam diskusi di program "Mata Najwa", Arteria menampilkan sikap tak hormat dengan menunjuk-nunjukkan jari kepada Emil yang sudah berusia 89 tahun. Bahkan, Arteria berkali-kali memotong Emil saat berbicara.