Kamis 17 Oct 2019 15:32 WIB

Trump Kritik Erdogan Soal Operasi Militer: Jangan Bodoh!

Transkrip percakapan Donald Trump dengan Erdogan bahas operasi militer diragukan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Presiden AS Donald Trump bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Roosevelt Room Gedung Putih, Selasa, 16 Mei 2017 di Washington.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden AS Donald Trump bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Roosevelt Room Gedung Putih, Selasa, 16 Mei 2017 di Washington.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih merilis surat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Rabu (16/10) waktu setempat. Surat tersebut pertama kali diperoleh dari Fox Business dan dikonfirmasi oleh beberapa media internasional yang dibenarkan oleh Gedung Putih.

Surat yang dibuat pada 9 Oktober itu berisi percakapan Trump yang memperingatkan Erdogan agar tak bersikap bodoh mengenai operasi militer Turki ke Suriah. "Mari kita bekerja untuk mencapai kesepakatan baik," kata Trump membuka surat dikutip Guardian, Kamis (17/10).

Baca Juga

Beberapa hari setelah menarik pasukan AS dari wilayah yang didominasi Kurdi, Donald Trump mengatakan kepada presiden Erdogan bahwa ia akan menghancurkan ekonomi Ankara jika operasi militer sudah terlalu jauh bergerak.

"Anda tidak ingin bertanggung jawab atas pembantaian ribuan orang, dan saya tidak ingin bertanggung jawab atas penghancuran ekonomi Turki, saya akan melakukannya," kata Trump.

"Sejarah akan memandang Anda dengan baik jika Anda melakukan ini dengan cara yang benar dan manusiawi," ujar Trump dalam surat tersebut. 

"Jangan menjadi pria yang keras kepala. Jangan bodoh!," katanya. "Saya akan menghubungi Anda nanti," kata Trump dalam surat tersebut.

Surat yang terbilang aneh itu disambut dengan keraguan. Banyak orang pada awalnya mempertanyakan legitimasi surat tersebut. Bahkan beberapa menyebutnya "lelucon" dan "memalukan".

"Saya benar-benar berpikir itu lelucon, tidak mungkin itu berasal dari Oval Office," ujar anggota Kongres dari Partai Demokrat Mike Quigley kepada CNN.

Rilisnya surat ini bersamaan dengan pemungutan suara di House of Representative AS untuk mengutuk penarikan pasukan AS dari Suriah. "Hari ini di House, kami memilih 354-60 untuk mengutuk tindakan Trump sehubungan dnegan Suriah," cicit anggota Kongres Demokrat Mike Levin melalui Twitter. "Surat ini memalukan bagi Gedung Putih," ujarnya menambahkan.

Surat juga tersebar pada hari pertemuan Gedung Putih dengan Ketua House Nancy Pelosi. "Saya berdoa untuk presiden sepanjang waktu, saya pikir kini kita harus berdoa untuk kesehatannya, ini adalah krisis yang sangat serius di pihak presdien," katanya.

Trump dilaporkan membagikan salinan surat tersebut pada pertemuan di Gedung Putih. Pada Rabu, Trump juga memuji keputusannya sendiri dalam menarik pasukan AS dari Suriah. Ia menyebut tindakannya sangat brilian dan menyatakan kini Kurdi jauh lebih aman. Hal itu jelas berbeda dengan penilaian resmi dari kedua negara dan departemen pertahanaan bahwa serangan Turki adalah bencana bagi stabilitias regional dan pertarungan melawan ISIS.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement