Jumat 18 Oct 2019 16:29 WIB

Sebelum Dilantik, Jokowi Disarankan Berkontemplasi

Semua persoalan bangsa ini mendesak untuk segera diurai dan diselesaikan satu persatu

Rep: Ali Mansur/ Red: Andi Nur Aminah
Anggota DPD RI, Fahira Idris
Foto: Instagram Fahira Idris
Anggota DPD RI, Fahira Idris

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Fahira Idris meminta sebelum acara pelantikan Ahad (20/10), Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kontemplasi. Itu diperlukan agar Jokowi lebih jernih dalam memandang dan menyelesaikan berbagai persoalan negeri yang datang bertubi-tubi akhir-akhir ini.

Semua persoalan bangsa ini mendesak untuk segera diurai dan diselesaikan satu persatu agar ritme bangsa ini bisa kembali normal. "Sebelum dilantik, dalam beberapa hari ini saya sarankan Pak Jokowi berkontemplasi agar bisa memandang lebih jernih apa penyebab bangsa ini terus berpindah dari satu kegaduhan ke kegaduhan lainnya. Lakukan olah pikir, agar perjalanan bangsa ini ke depan lebih baik,” ujar Fahira dalam keterangan tertulisnya kepada Republika.co.id, Jumat (18/10).

Baca Juga

Fahira beralasan, sepanjang tahapan Pemilu 2019 kemarin energi bangsa ini sudah habis terkuras. Harusnya, kata Fahira, setelah pemilu selesai energi bangsa ini terisi kembali dengan optimisme. Namun berbagai persoalan yang terjadi belakangan ini kembali menguras energi seluruh anak bangsa.  Ia khawatir bangsa ini kehabisan energi.

"Jika itu sampai terjadi, energi bangsa habis, kita sama-sama tahu apa yang bakal terjadi pada negeri ini," keluh Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR RI ini.

Fahira mengatakan, Indonesia lahir dari sebuah kompleksitas situasi dan permasalahan. Namun semua persoalan itu bisa diurai dengan baik karena para pemimpin pergerakan saat itu selalu melakukan perenungan dan berpikir dengan sepenuh perhatian merespons situasi dan kondisi dunia kolonial saat itu. Proses perenungan dan olah pikir inilah yang menghasilkan sebuah negara Indonesia yang saat ini sudah berdiri 74 tahun.

Oleh karena itu, kata Fahira, kompleksitas persoalan yang bertubi-tubi menghantam bangsa saat ini harus diurai dengan olah pikir pemimpinnya. Maka Jokowi harus menyisihkan waktu untuk berkontemplasi. Yaitu memahami sejarah berdirinya negeri ini, dan juga meresapi spirit para pendiri bangsa mendirikan Indonesia.

Lewat kontemplasi, Fahira berharap, mudah-mudahan Presiden Jokowi bisa menemukan akar persoalan kenapa kondisi Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja. "Apa kekuasaan yang diberikan rakyat sudah dikembalikan ke rakyat lewat keadilan sosial, keadilan hukum, keadilan ekonomi?” kata Fahira. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement