REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah jentik nyamuk yang terdeteksi di beberapa wilayah di Jakarta meningkat. Hal ini terjadi akibat cuaca panas ekstrem.
Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Achmad Yurianto mengatakan, berdasarkan data Kemenkes, jumlah jentik nyamuk memang naik, khususnya pada musim, suhu, dan kelembapan tertentu.
"Kami akan mewaspadai betul tumbuh suburnya populasi nyamuk. Nah, ini yang kemudian harus diwaspadai karena nyamuk itu kan faktor penyakit," katanya di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Jumat (24/10).
Achmad mengatakan, populasi nyamuk tumbuh dengan cepat. Nyamuk yang menjadi faktor penyakit, lanjut Achmad, bisa menyebabkan sejumlah penyakit berbahaya, seperti malaria, demam berdarah dengue (DBD), dan cikungunya yang setiap saat masih ada di wilayah Indonesia.
Meski di Indonesia belum ditemukan kejadian luar biasa (KLB) dari penyakit tersebut, pihaknya tetap meminta masyarakat untuk waspada. Menurutnya, vektor dalam hal ini (nyamuk) pasti meningkat di musim pancaroba.
Sebelumnya, BMKG menyebutkan bahwa suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun. Potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.