REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut sudah mengetahui adanya keanehan di beberapa usulan anggaran 2020 yang sedang dibahas saat ini. Anies mengaku sudah menyisir satu persatu usulan anggaran itu bersama jajarannya.
Namun, ia memilih membahasnya secara internal karena tidak ingin dianggap mencari panggung. "Saya kerjakan satu-satu kemarin. Tapi saya tidak berpanggung. Jadi mengerjakan itu tidak kemudian... Saya kerjakan. Satu-satu lihat, tim kita review satu-satu, dan saya panggil semuanya, saya tunjukkan keanehan itu. Saya tidak umumkan keluar," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (30/10).
Menurut Anies, dia lebih memilih melakukan koreksi secara internal karena tidak ingin membuat kehebohan di tengah masyarakat. Ia mengaku lebih ingin memperbaiki sistem yang ada saat ini dibandingkan hanya memarahi kesalahan anak buahnya.
"Karena saya mau koreksi, tidak bisa seperti ini terus. Kalau diumumkan hanya menimbulkan kehebohan. Sebenarnya kelihatan keren sih marahin anak buahnya, tapi bukan itu yang saya cari tapi yang saya cari adalah, ini ada masalahnya ini harus dikoreksi karena mengandalkan manual," ucap Anies.
"Kalau ngeceknya manual akan selalu berulang seperti ini, dengan melihat situasi kami perhatikan sistemnya harus diubah supaya begitu ngisi komponen yang relevan," sambungnya.
Anies menyebut, munculnya keanehan di anggaran seperti ini terjadi setiap tahun. Menurutnya, hal itu disebabkan oleh sistem yang digital tapi tidak smart (cerdas).
"Jadi sistemnya sekarang ini sudah digital, but not a smart system. Itu hanya digital aja, mengandalkan orang untuk mereview. Itu sudah berjalan bertahun tahun. Karena itu ini akan diubah, tidak akan dibiarkan begitu saja. Let's do it in a smart way," ungkap Anies.