Jumat 01 Nov 2019 00:07 WIB

Beruk Besar Kerap Serang Pengendara di Sitinjau Lauik Sumbar

Serangan dari beruk ini telah memakan korban.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Esthi Maharani
Jalur Sitinjau Lauik di Lubuk Kilangan, Kota Padang
Foto: Istimewa
Jalur Sitinjau Lauik di Lubuk Kilangan, Kota Padang

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG- Pengendara di Jalur Sitinjau Lauik, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang Sumatera Barat kini resah karena adanya penyerangan dari seekor beruk dewasa. Penyerangan beruk ini kerap diunggah warga di media sosial. Di mana beruk ini mencakar sampai mengejar pengendara, terutama pengendara roda dua.

Informasi yang diterima Republika, serangan dari beruk ini telah memakan korban. Seorang pengendara terjatuh sampai harus dilarikan ke rumah sakit akibat konsentrasinya buyar di atas kendaraan begitu diserang beruk besar.

Pengalaman Republika saat melintasi jalur di Sitinjau Lauik yang menghubungkan Kota Padang dengan Kabupaten Solok tersebut memang kerap berkeliaran beruk-beruk dan monyet yang berharap diberi makanan oleh pengendara.

"Dalam waktu dekat, kami akan mengambil langkah. Ini adalah semacam konflik satwa dengan manusia," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, Erly Sukrismanto, Kamis (31/10).

BKSDA kata Erly bahkan sudah menyurati pemerintah provinsi untuk penanganan serangan beruk di Sitinjau Lauik ini. Sebab jalan tersebut adalah jalan provinsi yang menghubungkan Kota Padang dengan Provinsi Jambi, Riau, Sumsel sampai Lampung. Tidak sedikit juga kendaraan bus dan truk besar jurusan ke Pulau Jawa melintas di jalan tersebut.

"Kami sudah sampaikan secara lisan kepada Pak Gubernur dan Wagub. Mungkin setelah surat resmi baru ditangkap dengan cara dibius atau pakai jaring. Kalau sudah ditangkap akan kami bawa ke kawasan konservasi atau dibawa ke hutan yang dalam," ucap Erly.

Erly menjelaskan serangan beruk ini akibat minimnya pasokan makanan oleh satwa tersebut. Karena itu, banyak beruk pergi ke pinggir jalan raya dengan harapan ada pengendara yang memberikan makanan. Karena warga dan pengendara yang memberikan makanan tidak selalu ada tiap hari, hal tersebut menurut Erly memicu kemarahan beruk sehingga mereka menyerang pengendara.

"Hal itu yang membuat hewan liar ini marah. Karena mereka selalu menanti pengendara yang memberikan makanan," kata Erly menambahkan.

Erly mengimbau kepada pengenadara tidak lagi memberi makanan kepada beruk ataupun monyet di pinggir jalan. Tujuannya supaya satwa tersebut tidak terbiasa mendapat makanan dari masyarakat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ نُوْرُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”

(QS. At-Tahrim ayat 8)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement