REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grup band poprock, Wolftank, ikut menanam mangrove di pesisir Angke, Jakarta, Kamis (14/11). Kegiatan ini dilakukan dari hasil menggalang dana lewat ajang I Like Monday, I Like Nature: Music for Conservation.
“Dulu, saya termasuk orang yang sering menebang mangrove karena dianggap mengganggu saat memancing. Pada saat itu, saya tidak tahu fungsi mangrove. Dan sekarang, setelah tahu lebih jauh tentang mangrove, saya tergerak untuk ikut ambil aksi dalam kampanye ini. Sekarang adalah saatnya untuk give back to nature,” kata Kin Aulia, gitaris Wolftank.
Rangkaian kegiatan kampanye bertajuk Mangrove Volunteers Day itu pun menjadi upaya untuk menyadarkan masyarakat luas akan pentingnya ekosistem mangrove bagi kawasan pesisir maupun perkotaan. Sejatinya, setiap individu dapat melakukan perubahan.
Dana yang terkumpul dari pertunjukan musik itu memang sejak semula diperuntukkan bagi program konservasi dan restorasi ekosistem mangrove di Jakarta. Setiap pembelian satu buah tiket menandai satu buah bibit mangrove yang kemudian ditanam bersama-sama di Arboretum, Taman Wisata Angke.
Sebelumnya, Wolftank terpanggil untuk ikut menggaungkan kampanye lingkungan hidup. Band pop rock yang digawangi oleh Ariyo Wahab, Kin The Fly, Tyo Nugros, dan Noey Java Jive itu pun sepakat memprioritas penggarapan lagu bertema peduli lingkungan.
Pergerakan ini didasari atas riset dari The Nature Conservancy (TNC) pada 2016 yang menyebut bahwa polusi yang terjadi bisa kian parah jika tidak ada infrastruktur alami dalam suatu wilayah. Dalam kasus ini, infrastuktur alami yang dimaksud adalah pohon bakau.
Pohon bakau dinilai cukup berperan dalam menekan polusi karena pohon ini mampu menyerap karbon hingga seribu ton per hektare dalam setahun. Peran besarnya itu kerap dilupakan demi alasan ekonomi, seperti budidaya perikanan dan pembangunan permukiman.