REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Roberto Mancini telah membawa catatan yang sangat bagus untuk tim nasional (timnas) Italia, sejak ditunjuk sebagai pelatih pada Mei 2018. Mancini mencatatkan rekor baru selama 80 tahun usai membuat sejarah dengan 10 kemenangan beruntun dan tak terkalahkan dalam 13 pertandingan terakhir.
Oleh karena itu, dengan tiket Piala Eropa 2020 sudah ditangan, laga melawan Armenia dalam laga Grup J, Selasa (19/11) dini hari WIB akan menjadi uji coba terakhir Mancini untuk skuat Azzurri. Mantan pelatih Manchester City tersebut akan memiliki satu kesempatan lagi untuk melirik siapa pemain yang akan dibawa dalam putaran final Piala Eropa 2020.
Terlebih, Kota Roma akan menggelar tiga pertandingan untuk Grup A. Sehingga skuat yang dibawa haruslah yang terbaik, untuk mengobati luka fan Italia karena gagal lolos ke Piala Dunia 2018.
Beberapa pemain muda berbakat dan juga pemain senior telah coba dikombinasikan oleh Mancini. Hasilnya cukup memuaskan dengan memenangkan seluruh pertandingan selama 2019.
Mancini bahkan tidak pernah memainkan starter yang sama dalam setiap pertandingan, termasuk kiper. Donnarumma dan Sirigu pun terus bergantian. Sehingga, Italia butuh merampungkan susunan pemain terakhir yang siap diandalkan untuk tahun depan.
Karena itu, Mancini mengaku sudah tidak lagi memikirkan tambahan pemain di skuatnya. Sebab, waktunya sudah tidak memungkinkan lagi untuk melakukan uji coba dan membuat pemain baru menyatu dengan skuat yang sudah ada. Apalagi, setelah pertandingan melawan Armenia, sudah tak ada lagi pertandingan sampai Juni 2019, kecuali jika ada laga persahabatan.
''Tidak ada cukup waktu lagi untuk memikirkan eksperimen. Sulit untuk benar-benar menyatukan semua orang dengan sedikit pertandingan dari sekarang sampai Juni,'' ujar Mancini dikutip dari Football-italia, Ahad (17/11).
Bahkan, desakan untuk memasukan nama striker Brescia, Mario Balotelli, pun dimentahkan oleh Mancini. Ia menegaskan, kalau Balotellli hanya akan masuk dalam skuatnya jika memang benar-benar layak. Namun, dengan segera berakhirnya babak kualifikasi Piala Eropa ini, pintu untuk masuknya Balotelli tersebut hampir pasti tertutup. ''Mario (Balotelli) tahu betul dia akan kembali ke Azzurri saat dia layak, seperti semua pemain lainnya,'' tegas Mancini.
Bahkan, bisa saja laga terakhir melawan Armenia ini akan dijadikan Mancini untuk memainkan para debutan yang belum tampil seperti Andrea Cistana, Riccardo Orsolini, hingga kiper Alex Meret. Sebab saat lawan Bosnia dan Herzegovina, Mancini sudah memberikan kesempatan pada kiper Pierluigi Gollini dan striker Gaetano Castrovilli untuk melakoni debut internasionalnya. ''Kami telah berusaha memberikan tim ini filosofi baru dan segalanya berjalan dengan baik,'' jelas dia.
Gollini, yang merupakan kiper Atalanta itu pun mengaku terkesan diberikan kesempatan untuk merasakan tim nasional. Ia masuk menggantikan Donnarumma. Meski hanya bermain beberapa menit, Gollini pun sudah merasa sangat bahagia. ''Itu bener-benar perasaan yang fantastis dan saya tidak dapat menyayangkan itu mengingatkan saya pada debut Serie A. Saya sangat bahagia,'' kata dia.
Skuat Italia memang sudah tidak diragukan lagi kualitasnya semenjak dilatih Mancini. Marco Veratti, Stefano Sensi, Jorginho, Sandro Tonali, hingga Niko Barella sudah cukup solid di lini tengah. Ia secara bergantian menopang Andrea Belotti, Lorenzo Insigne, Ciro Immobile, Chiesa, dan Barnadeschi di lini depan. Sementara di lini belakang, Florenzi, Bonucci, Acerbi, Emerson, Florenzi, Romagnoli, mampu mengamankan pertahanan dengan hanya kebobolan tiga gol dalam 12 pertandingan terakhir.
Meskipun, Armenia juga akan main mati-matian untuk bisa menang. Sebab, hanya dengan meraih tiga poin Armenia bisa menjaga harapan mendapatkan tempat di play-off. Walaupun harapan Armenia terbuka jika Finlandia mengalahkan Yunani, yang saat ini berada di posisi ketiga, terpaut satu poin dengan Armenia di posisi keempat.