REPUBLIKA.CO.ID, GALAPUANG -- Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam, Rinaldi mengatakan saat ini ada 14 Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari 49 jiwa mengungsi pascabencana banjir bandang di Jorong Galapuang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam.
Jorong yang terletak di pinggir Danau Manijau ini mengalami bencana banjir bandang yang diakibatkan hujan deras dengan intensitas tinggi pada Rabu (20/11) malam WIB kemarin. "Yang mengungsi 14 KK. Total 49 jiwa," kata Rinaldi kepada Republika, Kamis (21/11).
Rinaldi mencatat rumah rusak sebanyak 14 unit. Dua unit rumah terbenam longsor, dua unit rusak parah dan 10 lainnya rusak ringan dan sedang.
Fasilitas umum yang rusak adalah satu unit bangunan masjid dan satu bangunan sekolah MDA. Kemudian ada 4 unit sepeda motor milik warga dan pipa air bersih sepanjang 1800 meter. Lahan pertanian yang rusak sekitar 20 hektare.
Untuk menghadapi pascabencana ini, pemerintah melalui Bupati Agam telah menetapkan status tanggap darurat bencana selama tiga hari ke depan.
Pemerintah kata Rinaldi sudah menurunkan bantuan berupa dua unit alat berat untuk membersihkan material longsor.
Pantauan Republika, dua unit alat berat sudah bekerja sejak jam 11.00 WIB. Dua alat berat tersebut bekerja sampai sekitar pukul 06.00 WIB atau beberapa saat sebelum waktu magrip.
Alat berat masih membersihkan sarana jalan yang tertutup bebatuan dan tanah longsor.
Beberapa rumah, masjid dan sekolah yang terbenam longsor sekitar setinggi 1 meter masih belum terjamah alat berat. Petugas dari BPBD, Damkar, Satpol PP dan warga akan melanjutkan pembersihan sisa longsor besok, Jumat (22/11).
Rinaldi mengatakan 49 jiwa yang mengungsi sementara menginap di rumah sanak saudara di jorong yang sama. "Mengungsi ke rumah tetangga dan sanak famili yang dirasa aman," ujar Rinaldi.