Jumat 29 Nov 2019 08:13 WIB

Golkar Masih Dibayangi Munas Tandingan

Pendukung Bamsoet menilai munas pada 3-6 Desember telah melanggar AD/ART.

Red: Budi Raharjo
Bendera Partai Golkar.
Foto: dok. Republika/Aditya Pradana Putra
Bendera Partai Golkar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Partai Golkar Lodewijk F Paulus menanggapi rencana kubu calon ketua umum Bambang Soesatyo (Bamsoet) menggelar musyawarah nasional (munas) sesuai anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART). Menurut Lodewijk, munas yang sudah diputuskan pada 3 -6 Desember 2019 di Jakarta sudah sesuai AD/ART Golkar.

"Ya, justru itu, tahapan tadi sesuai AD/ART. Kita kan melewati itu, nggak bakal kita ngarang dan tidak ditaati peserta munas," kata Lodewijk, Rabu (27/11).

Baca Juga

Hal senada juga disampaikan Ketua Penyelenggara Munas Golkar Melchias Markus Mekeng. Mekeng menyarankan agar tidak ada munas tandingan karena hal tersebut hanya akan menghabiskan energi dan tidak bermanfaat untuk partai keseluruhan. "Kalau mau berkontestasi, sebaiknya di forum munas itu," ujar dia.

Ia juga membantah ada ketidaksolidan di tubuh Partai Golkar. Menurut dia, dalam rapat pleno Rabu (27/11) semua ikut berbaur. "Itu tadi banyak (yang datang), jadi ini kubu-kubu ini siapa yang buat? Ini semua kita di dalam situ, dan semua kita bicara lepas saja, enggak ada yang dibatas-batasin," kata dia.