REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Seorang pria tidak dikenal melepaskan tembakan di luar markas besar petugas keamanan Rusia di Moskow, Kamis (19/12). Peristiwa itu menewaskan seorang petugas dan melukai lima lainnya.
Layanan Keamanan Federal (FSB) melaporkan, penembakan itu terjadi di dekat markas utamanya di Lapangan Lubyanka. Lokasi tersebut terletak kurang dari satu kilometer (sekitar setengah mil) dari Lapangan Merah.
FSB pun menyatakan, penyerang bertindak sendiri dan tidak memasuki gedung. Sebelumnya, penyerang telah "dinetralkan" atau istilah yang biasanya digunakan oleh para pejabat Rusia ketika seorang penyerang telah terbunuh.
Kementerian Kesehatan mengatakan, lima orang terluka dalam penembakan itu, termasuk dua petugas keamanan yang terluka parah. Juru bicara Badan Investigasi Kriminal Utama Rusia Svetlana Petrenko, salah satu yang terluka adalah seorang warga sipil.
Dalam video yang dibagikan di media sosial, suara keras dapat didengar di luar markas utama FSB. Satu video menampilkan semburan tembakan yang diarahkan ke gedung FSB, peluru mengenai dindingnya.
Musisi Israel Robert Anchipolovsky sedang dalam perjalanan ke konsernya di Moskow merekam jalan dari mobilnya telah menangkap peristiwa itu. Ketika dia mulai mengambil gambar, penembakan dimulai.
"Saya pikir itu kembang api dan kemudian saya melihat bagaimana polisi mulai jatuh di landasan dan berjongkok," kata Anchipolovsky.
Beberapa jam setelah penembakan, area di sekitar markas FSB ditutup dan transportasi umum dialihkan. Petugas penegak hukum membanjiri tempat kejadian.
Juru bicara Vladimir Putin Dmitry Peskov mengatakan, presiden telah diberitahu tentang penembakan yang terjadi tidak lama setelah konferensi pers tahunan. Dalam pidatonya yang menandai tanggal didirikannya polisi rahasia Soviet, Putin memuji para perwiranya atas upaya mereka dalam memerangi terorisme dan kejahatan terorganisir.