REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Sabtu (4/1) pukul 10.00 WIB, sebanyak 53 orang meninggal akibat banjir dan longsor di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Penyebabnya adalah mayoritas terbawa arus banjir yang deras.
"Jadi tenggelam. Jadi kemungkinan karena genangannya tinggi dan arusnya kencang sehingga tidak bisa menyelamatkan," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi BNPB Agus Wibowo di Gudang BNPB, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (4/1).
Ia menjelaskan, jumlah tersebut merupakan gabungan dari sejumlah wilayah di tiga provinsi, yakni DKI Jakarta dan Jawa Barat. Jumlah korban itu juga ditambah dengan longsor yang terjadi di Lebak, Banten.
"Di Lebak ada 9 orang yang meninggal dan 1 hilang. Jadi total ada 53 yang meninggal dan 1 yang hilang," ujar Agus.
Adapun korban jiwa paling banyak berasal dari Kabupaten Bogor, yaitu sebanyak 16 orang. Mayoritas menjadi korban banjir dan longsor akibat curah hujan yang tinggi.
"Karena di sana ada banjir dan juga longsor sehingga kombinasi dua-duanya itu korbannya lebih banyak," ujar Agus.
Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan sejumlah wilayah di Jakarta terendam banjir sejak Rabu (1/1) dini hari. Sebanyak 31.323 warga yang berasal dari 158 kelurahan di DKI Jakarta, sempat mengungsi karena rumahnya terendam banjir.
Meski demikian, sejumlah warga yang mengungsi disebut mulai kembali ke rumahnya sejak Kamis (2/1). Namun, sejumlah posko pengungsian masih melayani korban banjir yang belum kembali ke kediamannya.