REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ratusan warga di seluruh negara Amerika Serikat (AS) berkumpul pada Sabtu (4/1) untuk menggelar aksi protes terhadap serangan udara yang menewaskan komandan militer Iran, Qassem Soleimani. Aksi protes ini diselenggarakan oleh koalisi anti perang yang berbasis di AS yakni CODEPINK dan Act Now to Stop War and End Racism, bersama dengan sejumlah kelompok lainnya.
Sejumlah pengunjuk rasa berkumpul di Tampa, Philadelphia, San Francisco, hingga New York, sambil membawa spanduk dan meneriakkan slogan-slogan antiperang. Penyelenggara protes mengatakan, pemerintahan Trump telah memulai perang dengan membunuh Soleimani.
Di Miami, hampir 50 pengunjuk rasa berkumpul. Para pengemudi mendengar orang-orang berteriak, "Tidak ada lagi pembunuhan drone," "Kami menginginkan perdamaian sekarang" dan "Apa yang kami inginkan? Damai di Iran. "
Sementara, ratusan demonstran berkumpul di Times Square dengan meneriakkan, "Tidak ada keadilan, tidak ada perdamaian, AS keluar dari Timur Tengah!".
Presiden Donald Trump memerintahkan serangan udara pada Jumat (4/1) di dekat Bandara Internasional Baghdad yang menewaskan kepala pasukan elite Iran Quds, Jenderal Qassem Soleimani. Iran telah berjanji akan melakukan serangan balasan, sehingga meningkatkan kekhawatiran terjadinya perang besar.
"Jika Amerika Serikat dan Iran akan berperang, itu tidak akan terjadi di Amerika Serikat dan itu tidak akan terjadi di Iran, itu akan terjadi di tempat lain. Dan itu gila karena semua ini tidak diperlukan," ujar seorang demonstran, Russell Branca (72 tahun) dari Queens.
Sementara itu, Di Minneapolis, pengunjuk rasa berkumpul di dekat University of Minnesota sambil memegang spanduk yang bertuliskan anti-perang. Di antara pengunjuk rasa tersebut adalah Pemimpin Komite Anti-Perang, Meredith Aby. Menurut Aby, pemerintah AS harus keluar dari Irak dan mencoba menurunkan tensi dengan Iran.
"Kita harus keluar dari Irak, bukan mengirim ribuan tentara lagi. Kita harus mendinginkan keadaan dengan Iran, bukan malah memperpanas suasana," ujar Aby.
Soleimani merupakan tokoh militer Iran yang memiliki pengaruh besar di kawasan Timur Tengah. Ia dipercaya memimpin Pasukan Quds, sebuah divisi atau sayap dari Garda Revolusi Iran yang bertanggung jawab untuk operasi ekstrateritorial, termasuk kontra-intelijen di kawasan.