Selasa 07 Jan 2020 12:54 WIB

Moon Jae-in Kembali Ajak Kim Jong-un Kunjungi Korsel

Presiden Korsel Moon Jae-in ajak Kim Jong-un mengunjungi Korsel

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in. Moon Jae-in ajak Kim Jong-un mengunjungi Korsel. Ilustrasi.
Foto: Korea Summit Press Pool via AP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in. Moon Jae-in ajak Kim Jong-un mengunjungi Korsel. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in mengatakan ia berharap dapat melihat Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un menepati janjinya berkunjung ke Korsel pada tahun ini. Moon juga menyerukan kedua Korea mengakhiri kebekuan hubungan bilateral mereka.

Dalam pidato tahun baru, Moon juga menegaskan kembali komitmen pemerintahannya dalam aktivitas ekonomi antar-Korea yang tertahan karena sanksi AS kepada Korut atas program nuklir dan misil. Setiap pelanjutan hubungan bilateral antar-Korea tergantung dengan kemajuan dalam negosiasi antara Washington dan Pyongyang.

Baca Juga

Moon meminta Korut menanggapi upaya Korsel dalam mengembalikan dialog bilateral. Ia mengatakan peningkatan hubungan antar-Korea akan membantu kemajuan negosiasi nuklir.

"Korsel dan Korut harus bekerja sama untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan Ketua Kim Jong-un berkunjung (ke Korsel) secepat mungkin," kata Moon dalam pidato yang disiarkan televisi, Selasa (7/1).

Korut menahan semua kerja sama dengan Korsel setelah negosiasi denuklirisasi mengalami kebuntuan. Sementara mereka juga menekan Seoul untuk melepaskan diri dari Washington dan memulai kembali proyek ekonomi yang akan membuat Korut bernafas lega ditengah hancurnya perekonomian mereka.

"Saya memiliki niatan untuk bertemu lagi dan lagi dan menggelar dialog tanpa henti. Kami akan terus menginvestasikan upaya untuk melanjutkan taman industri Kaesong dan pariwisata ke Pegunungan Diamond," kata Moon.

Moon meminta agar Korut menahan diri dalam melakukan demonstrasi militer dan ancaman yang dapat merusak momentum negosiasi nuklir dengan Washington. Pariwisata Korsel di Pegunungan Diamond di Korut menjadi simbol utama pendekatan yang dilakukan kedua negara sebelum ditangguhkan pada 2008 karena tentara Korut menembak mati wisatawan Korsel.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement