REPUBLIKA.CO.ID, SARILAMAK -- Tujuh kecamatan yang ada di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat masih berpotensi dilanda banjir dan longsor dalam kurun waktu dua bulan ke depan.
Kepala Pelaksana BPBD Limapuluh Kota Joni Amir di Sarilamak, Selasa (14/1), mengatakan tujuh kecamatan yang rawan bencana banjir dan longsor, yakni Kecamatan Kapur IX, Lareh Sago Halaban, Akabiluru, Harau, Payakumbuh, Mungka, dan Kecamatan Pangkalan.
"Dengan potensi hujan yang masih akan mengguyur dalam dua bulan ke depan, memang potensi banjir kita masih cukup besar," sebutnya saat memantau titik rawan banjir di daerah tersebut.
Ia mengatakan Limapuluh Kota akan terkena bencana banjir apabila daerah tersebut dan daerah sekitar diguyur hujan semalaman. "Yang paling berpotensi itu ketika hujan semalaman di Kecamatan Harau dan Kecamatan Lareh Sago Halaban," ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat yang berdomisili di daerah rawan banjir untuk selalu waspada terlebih ketika intensitas hujan di daerah itu tinggi.
"Kita memang sudah mengedukasi masyarakat yang ada di daerah yang berpotensi banjir. Tapi ketika cuaca begini, kami tetap mengingatkan masyarakat untuk waspada," katanya.
Selanjutnya, keberadaan Tim Reaksi Cepat (TRC) dan Kelompok Siaga Bencana (KSB) yang ada di seluruh wilayah diharapkan dapat mengurangi dampak kerugian akibat banjir dan longsor. "Apabila air sudah naik, TRC dan KSB akan menginformasikan kepada masyarakat untuk mempersiapkan diri sehingga kerugian dapat diminimalisir," sebutnya.
Sedangkan untuk kondisi terkini setelah daerah tersebut diguyur hujan hampir delapan jam, Joni menyebutkan terdapat enam kecamatan yang digenangi air. "Ada di Kecamatan Kapur IX, Pangkalan, Harau, Lareh Sago Halaban, Payakumbuh dan Mungka," ujarnya.
Ia menyebutkan sudah ada lima rumah yang terendam banjir di Harau. Namun, saat ini air di enam kecamatan tersebut sudah mulai menyusut. "Rata-rata itu naiknya hanya 30 cm, sekarang sudah menyusut lagi karena hujan sudah mulai reda saat siang hari," katanya.