Kamis 30 Jan 2020 15:51 WIB

Korsel Diwarnai Unjuk Rasa Tolak Karantina Warga dari Wuhan

Warga selatan kota Jincheon menggelar unjuk rasa tolak karantina Corona di kotanya

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Petugas medis mengenakan pakaian proteksi lengkap di kota Wuhan, China, yang terkena wabah virus Corona. Warga selatan kota Jincheon menggelar unjuk rasa tolak karantina Corona di kotanya. Ilustrasi.
Foto: chinatopix via AP
Petugas medis mengenakan pakaian proteksi lengkap di kota Wuhan, China, yang terkena wabah virus Corona. Warga selatan kota Jincheon menggelar unjuk rasa tolak karantina Corona di kotanya. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JINCHEON -- Pada Rabu (29/1) warga selatan kota Jincheon menggelar unjuk rasa menentang rencana pemerintah mengisolasi warga Korsel dari Wuhan, Cina di kota mereka. Kepolisian Korea Selatan (Korsel) mengatakan pengunjuk rasa melempar botol plastik dan gelas kertas ke Wakil Menteri Kesehatan negeri itu.

Para pengunjuk rasa menentang rencana evakuasi warga Korsel di Wuhan untuk dikarantina di kota mereka. Wuhan merupakan titik awal penyebaran virus corona jenis baru (2019-nCoV) yang kini telah menewaskan 170 orang.

Baca Juga

Wakil Menteri Kesehatan Korsel Kim Gang-lip mengunjungi daerah tersebut. Ia mencoba untuk menjelaskan rencana itu kepada warga, Kamis (30/1). Polisi mengatakan belum diketahui apakah Kim terkena lemparan warga atau tidak.

Sebuah foto memperlihatkan beberapa warga mencengkeram lengan Kim sementara bagian tangan jasnya robek sebagian. Pemerintah Korsel mengatakan tampaknya Kim tidak terluka dan akan menghadiri pertemuan komite parlemen.

Sebelumnya, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mendesak warganya untuk tidak menyerah pada rasa takut menghadapi virus tersebut. Moon pun mengecam berita palsu yang tersebar sehingga menimbulkan ketakutan karena negara itu akan memulangkan warga yang tertahan di pusat wabah di Provinsi Hubei, China.

"Senjata yang akan melindungi kita dari Corona baru bukanlah rasa takut dan kebencian, tetapi kepercayaan dan kerja sama," kata Moon dalam pidatonya. 

Para pengunjuk rasa menggunakan traktor untuk memblokir akses ke fasilitas yang ditetapkan sebagai pusat karantina 2019-nCoV di kota Asan dan Jincheon, sekitar 80 kilometer selatan Seoul. Fasilitas itu biasanya digunakan sebagai pusat pelatihan untuk pegawai negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement