Jumat 31 Jan 2020 17:42 WIB

Polisi Tutup Kasus Kematian Ibu Rizky Febian

Ibu Rizky Febian, Lina Jubaedah, dipastikan meninggal secara wajar.

Red: Indira Rezkisari
Tim gabungan Polda Jabar, Polrestabes Bandung serta tim forensik dan Puslabfor Mabes Polri mengumumkan hasil autopsi yang dilakukan terhadap jenazah almarhumah Lina Jubaedah, mantan istri komedian Sule, Jumat (31/1) siang di Mapolrestabes Bandung. Hasilnya, ibu dari Rizky Febian dan Putri Delina ini meninggal karena sakit.
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Tim gabungan Polda Jabar, Polrestabes Bandung serta tim forensik dan Puslabfor Mabes Polri mengumumkan hasil autopsi yang dilakukan terhadap jenazah almarhumah Lina Jubaedah, mantan istri komedian Sule, Jumat (31/1) siang di Mapolrestabes Bandung. Hasilnya, ibu dari Rizky Febian dan Putri Delina ini meninggal karena sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh M Fauzi Ridwan

Kasus dugaan pembunuhan dalam kematian mantan istri komedian Sule ditutup polisi, Jumat (31/1). Berdasarkan hasil autopsi dan hasil laboratorium forensik diketahui almarhumah Lina Jubaedah meninggal karena sakit yang dideritanya.

Baca Juga

Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Saptono Erlangga, mengatakan berdasarkan hasil autopsi dan visum diketahui jika kondisi jenazah sudah membusuk. Selain itu, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada pemeriksaan organ dalam.

"Ditemukan adanya gambaran penyakit darah tinggi kronis hipertensi. Batu pada saluran empedu dan tukak lambung luas," katanya, Jumat (31/1), di aula Mapolrestabes Bandung saat menggelar jumpa pers.

Berdasarkan hasil pemeriksaan fatologi, selain ditemukan adanya tukak lambung dan ginjal juga ditemukan penyakit hipertensi kronis. Ia menambahkan, pada pembuluh darah paru tidak ditemukan penyakit hati kronis.

Kemudian terjadi pembesaran sebagian otot jantung dan tidak ditemukan tanda serangan jantung serta tidak ditemukan penyumbatan pembuluh darah langsung. Selain itu, tidak ditemukan serangan jantung akut karena jaringan otot jantung mengalami pembusukan.

"Pada pemeriksaan toksikologi oleh puslabfor tidak ditemukan adanya zat beracun dari sampel korban," katanya. Menurutnya, kesimpulan dari hasil autopsi  laboratorium forensik maka diketahui kematian Lina bukan karena adanya kekerasan dan racun namun akibat penyakit.

"Adanya gambaran penyakit hipertensi kronis dan ada tukak luka pada selaput lendir lambung dan adanya batu empedu pada saluran empedu dan pembesaran pada organ jantung," katanya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan fatologi, ia menambahkan, pada pembuluh darah di sekitar paru tidak ditemukan penyakit hati kronis. Menurutnya, hasil lainnya terjadi pembesaran sebagian otot jantung dan tidak ditemukan tanda serangan jantung.

Selanjutnya tidak ditemukan penyumbatan pembuluh darah dan tidak ditemukan serangan jantung karena kondisi jaringan otot jantung yang sudah mengalami pembusukan. "Pemeriksaan toksikologi oleh puslabor tidak ditemukan adanya zat beracun dari sampel korban," katanya.

Menurutnya, kesimpulan dari hasil autopsi  laboratorium forensik maka diketahui kematian Lina bukan karena adanya kekerasan dan racun namun akibat penyakit.

Kabid Humas menegaskan dari hasil penyelidikan, penyidikan dan alat bukti yang didapat terhadap laporan Rizky Febian terhadap dugaan tindak pidana pembunuhan atau pembunuhan berencana tidak terbukti. Sebab peristiwa tersebut bukan tindak pidana. "Peristiwa yang dilaporkan bukan tindak pidana," katanya.

Ia menambahkan, pihaknya sudah memeriksa 25 orang saksi dari kerabat, saksi terlapor dan pelapor dan saksi ahli. Kemudian dilanjutkan dengan olah tempat kejadian perkara di kediaman almarhumah Lina di Jalan Neptunus.

"Penyidik mengamankan ada barang bukti salah satunya obat-obat dikonsumsi oleh korban kemudian ada CCTV, CPU dan oksigen," katanya. Selanjutnya pihaknya melakukan autopsi jenazah pada 9 Januari lalu oleh tim forensik Rumah Sakit Sartika Asih dan RSHS.

Kasatreskrim Polrestabes Bandung, AKBP Galih Indragiri mengatakan pihaknya sudah memberitahu hasil autopsi kepada pelapor, Rizky Febian bahwa ibunya meninggal karena sakit. Ia pun mengaku akan memberitahukan kepada pelapor secara resmi.

"(Dipanggil) belum, tugas kita melaporkan kepada yamg bersangkutan hasil pelaksanaan kegiatan tertuang pada SP2HP," katanya.

Dalam konferensi pers yang digelar hadir Kapolrestabes Bandung, Irman Sugema, dr Forensik dari RSHS dan Rumah Sakit Sartika Asih. Dir Reskrimum Polda Jabar, Kombes Pol Hendra Suhartiyono, puslabfor Kompol Faisal dan dr Fahmi.

photo
Artis Rizky Febian enggan berkomentar menyangkut pembongkaran makam almarhumah ibunya, Lina Jubaedah di Sekelimus Utara, Kota Bandung, Kamis (9/1). Rizky menduga terdapat kejanggalan kematian ibunya karena terdapat luka lebam di tubuhnya.

Sebelumnya, kuasa hukum Rizky Febian, Bahyuni Zaili, menjelaskan lebam di tubuh almarhum Lina Jubaedah memicu sang putra membuat laporan ke kepolisian. Rizky melihat ada warna ungu yang diduga sebagai lebam di sekitar mulut ibunya.

"Kalau dilihat (dari keterangan Rizky) di bibirnya tuh ada kaya warna ungu ya dari sini (menunjukkan mulut ke dagu)," kata Bahyuni.

Namun, menurutnya putra pertama pernikahan Lina dengan komedian Sule yang akrab disapa Iky itu hanya melihat lebam di sekitar mulut. Sedangkan bagian lainnya, kata dia, telah dibungkus oleh kain kafan sehingga Iky tidak memberikan keterangan lain.

"Kan itu sudah terbungkus (kain kafan), Iky tidak melihat (lebam) yang lain," ucap Bahyuni.

Maka dari itu, menurutnya Iky berkesimpulan bahwa ada kejanggalan dalam kematian Lina. Kemudian pihak Iky melayangkan laporan dugaan kejanggalan tersebut ke Polrestabes Bandung pada Senin (6/1). "Kita itu tidak tahu karena apa ya (lebam), makanya kita minta bantuan kepolisian, kemudian dilakukan autopsi," ujar dia.

Namun ia memastikan, baik dalam laporan tersebut maupun hingga proses autopsi selesai, pihaknya tidak menuduh siapapun sebagai penyebab adanya kejanggalan tersebut. "Dan yang paling penting kita belum menuduh siapa pun, biar ada kejelasan dan biar keluarga enak," katanya.

Terkait lebam di tubuh Lina yang sempat dilihat Rizky,  tim forensik Rumah Sakit Sartika Asih menyebutkan lebam-lebam di tubuh almarhumah merupakan sesuatu yang wajar saat seseorang meninggal dunia. Sedangkan kondisi memar diakibatkan pecah pembuluh darah.

"Jadi hal yang paling penting dari kasus ini, pemahaman yang salah tentang lebam. Jadi dipikir lebam diakibatkan kekerasan, menganggap lebam sama dengan memar padahal berbeda," ujar dr Fahmi dari Rumah Sakit Sartika Asih, Jumat (31/1).

Menurutnya, lebam pada tubuh seseorang yang telah meninggal merupakan hal yang normal. Kondisi lebam tersebut katanya timbul sekitar 20 hingga 30 menit saat seseorang sudah meninggal.

"Kenapa timbul lebam, ada suatu daerah yang berhenti (peredaran) darahnya dan berdampak pada warna kulit dan akan gelap apabila kadar oksigen sedikit," ujarnya.

Terkait dengan memar, dr Fahmi menegaskan hal tersebut terjadi karena pecah pembuluh darah akibat tindak kekerasan. Secara kasat mata, ia mengatakan penampilan lebam dan memar berbeda.

"Jadi yang ditemukan pada jenazah bukan kekerasan atau memar. Kita memeriksa sistem patologi apakah ada darah keluar dari pembuluh darah. Lebam normal," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement