REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengaku pernah dititipi pesan khusus oleh KH. Solahudin Wahid atau Gus Sholah setelah ditetapkannya sebagai gubernur.
Menteri Sosial pada Kabinet Indonesia Kerja menyampaikan, pesan yang dimaksud Gus Sholah ialah tentang persatuan. Gus Sholah mengingatkannya, pertumbuhan ekonomi menjadi percuma apabila masih ada perpecahan antar masyarakat.
"Maka persatuan, persatuan, persatuan itu juga berapa kali yang diingatkan ke saya setelah menjabat sebagai gubernur," ujarnya usai penyambutan jenazah Gus Sholah di Bandara Juanda, Senin (3/2).
Khofifah mengakatakan, wujud persatuan dalam keberagaman telah diterapkan Gus Sholah di Ponpes Tebuireng Jombang yang dipimpinnya. Adik Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid itu, sering kali membuka ruang untuk bersilaturahim ke Ponpes Tebuireng, baik itu bagi ulama, maupun pendeta dari berbagai negara untuk mengenali sebuah pesantren.
"Supaya mereka bisa mendapatkan dan menemukan bahwa pesantren-pesantren di Indonesia terutama yang dalam koordinasi dan gerak kreasi dengan NU mengajarkan Islam yang penuh damai, Islam yang penuh kasih. Para Romo dan pendeta dari berbagai negara bisa tinggal sampai 7 hari," ujar Khofifah.
Khofifah menambahkan, Ponpes Tebuireng yang diasuh Gus Sholah itu pun sering menghadirkan narasumber asing dari luar negeri. "Kalau dulu Gus Dur sering hadir dalam berbagai konvensi internasional. Tetapi (Gus Sholah) lebih banyak menghadirkan narasumber internasional di Tebuireng," kata Khofifah.
Kondisi Gus Sholah diketahui terus menurun pascamenjalani bedah jantung pada Sabtu (1/2), sebelum dinyatakan meninggal pada Ahad (2/2) malam. Gus Sholah lahir di Jombang, 11 September 1942 dan menghembuskan nafas terakhir pada usia 77 Tahun.