Kamis 06 Feb 2020 02:16 WIB

Bank Muamalat Proses Potensi Modal Rp 3,2 Triliun

Bank Muamalat menyebut sudah ada investor yang akan menjajaki investasi bersama.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Petugas memberikan informasi kepada nasabah di Bank Muamalat di Jakarta, Selasa (5/11). Bank Muamalat menyebut sudah ada investor yang akan menjajaki investasi bersama.
Foto: Republika/Prayogi
Petugas memberikan informasi kepada nasabah di Bank Muamalat di Jakarta, Selasa (5/11). Bank Muamalat menyebut sudah ada investor yang akan menjajaki investasi bersama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Muamalat Indonesia Tbk menyambut gembira lampu hijau yang diberikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas investor Al Falah Investment Limited. Direktur Utama Bank Muamalat, Achmad Kusna Permana menyampaikan saat ini semua proses administrasi dan finalisasi sedang berjalan.

"Saat ini sedang penyelesaian administrasi yang kemarin dikatakan Pak Wimboh (Ketua DK OJK), bagaimana supaya fit, konsep penyelesaiannya akan seperti apa itu yang akan difinalisasi, tapi yang penting sudah dapat greenlight," katanya di Muamalat Tower, Jakarta, Rabu (5/2).

Baca Juga

Bank Muamalat menyediakan ruang modal masuk di Tier 1 dan Tier 2 sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tahun 2019. Permana menyampaikan Bank Muamalat akan melepas 32 miliar lembar saham yang bernilai Rp 3,2 triliun jika harga per lembar Rp 100.

Nilai tersebut masih bisa lebih tergantung kesepakatan harga dengan investor. Investor juga yang nanti akan menentukan apa mau langsung menyerap keseluruhan Rp 3,2 triliun atau bersama dengan menyerap sukuk subordinasi di Tier 2.

RUPSLB menyebut bank bisa menerbitkan sukuk subordinasi hingga maksimal Rp 6 triliun dalam periode satu tahun sejak RUPSLB dilaksanakan. Investor terdepan yakni Al Falah sebelumnya sudah sempat memasukkan dana Rp 2 triliun ke rekening penampungan.

Permana menyampaikan RUPSLB yang baru menyetujui penambahan modal bisa lebih dari Rp 2 triliun yakni Rp 3,2 triliun. Ia mengatakan masih memungkinkan Al Falah menyerap semua saham tersebut.

"Rp 2 triliun itu yang lama, sudah dikoreksi dengan RUPS yang baru yakni Rp 3,2 triliun, itu yang mau di-exercise," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Hayunaji mengatakan sudah ada pihak yang menjajaki investasi melalui sukuk subordinasi. Mereka berasal dari dalam dan luar negeri.

"Udah (ada) tapi tidak bisa disebut, mungkin tiga lah, ada beberapa pihak dalam dan luar," katanya.

Secara umum, Bank Muamalat terbuka pada investor yang berminat ikut memperkuat industri perbankan syariah. Semua yang berminat, kuat, dan punya rencana sistematis akan diproses. Sementara, Pimpinan Konsorsium Al Falah, Ilham Habibie menolak berkomentar. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement