REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Republik Indonesia Joko Widodo akan mengunjungi Australia pafa 9-10 Februari. Plt Jubir Kemenlu Teuku Faizasyah menyatakan, Jokowi akan menandatangani kerja sama bidang ekonomi dengan Australia.
Faizasyah menjelaskan, kunjungan kali ini menjadi penting karena proses penyelesaian ratifikasi Ekonomi Komperhensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) sudah lama ditunggu. Saat ini, proses ratifikasi kerja sama di Indonesia sudah mencapai tahap akhir. Sedangkan Australia telah selesai menyusunnya.
"Proses penyelesaian ratifikasi ini proses yang sama-sama ditunggu," ujar Faizasyah di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (6/2).
Ratifikasi tersebut akan membuat jalinan kerja sama dalam bidang ekonomi dan investasi. Nantinya, Presiden Jokowi juga akan membawa delegasi untuk bertemu dengan pihak-pihak yang berkaitan.
Selaiknya kunjungan ke luar negeri, Jokowi akan melakukan pertemuan bisnis untuk menawarkan kerja sama baru dan memperkuat kerja sama yang sudah berjalan selama ini.
Selain penandatanganan IA-CEPA, kunjungan Jokowi pun berkenaan dengan Annual Leader Meeting yang ke-8. Sebelumnya pada 2018 Perdana Menteri Scott Morrison telah mengunjungi Indonesia dalam acara yang sama.
"Beda dengan sebelumnya karena annual ini akan ditandai dengan beberapa hal, seperti peringatan 70 tahun diplomasi," ujar Faizasyah.
Nanti dalam kunjungan itu, Jokowi akan menghabiskan waktu di Canberra, dan bertemu Morrison dan Gubernur Jenderal David Hurlet. Ada kemungkinan pula Jokowi akan memberikan pidato di parlemen Australia.