REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, pers dan wartawan memilik pengaruh yang besar dalam menentukan arah kebudayaan. Menurutnya, pers bisa membuat budaya semakin maju atau bisa pula sebaliknya membuat budaya semakin mundur.
"Sebagai contoh kemunduran budaya adalah maraknya pemberitaan dan pemberian informasi bohong ke khalayak," ujarnya dalam Dialog Kebudayaan yang diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Hotel Mercure, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, seperti dalam keterangan tertulis, Jumat (7/2).
Menurut Muhadjir, berita dan informasi bohong seperti itu adalah bentuk dari dialektika budaya yang dicetuskan agen yang tidak bertanggung jawab. Ketika sampai ke khalayak hal tersebut terus tersebar dan meluas.
"Budaya itu (penyebaran informasi bohong) kan lahir dari akal dan pikiran manusia. Ketika diekspresikan dan diadopsi oleh orang lain tidak mentah aja. Itu namanya dialetika yang melahirkan kebudayaan. Tidak ujug-ujug ada," katanya.
Menurut Muhadjir, tantangan dan tugas pers saat ini semakin berat. Seiring degan perkembangan teknologi informasi produksi media yang semakin canggih, penyebaran informasi juga semakin cepat. Untuk mengatasi hal tersebut perlu diikuti juga dengan peningkatan komitmen dan tanggung jawab sosial pekerja media. Karena itu, ia menegaskan meningkatkan kepatuhan pekerja media kepada kode etik jurnalistik itu harus menjadi pedoman utama.
"Dan saya usulkan PWI melakukan penertiban terhadap para pekerja pers ini termasuk juga untuk organisasi pers yang lainnya untuk memberikan pembinaan kepada anggotanya," ujarnya.
Untuk mencegah pekerja media yang tidak taat, Menko PMK berharap pekerja media juga bergabung dengan salah organisasi media, sehingga aktivitasnya bisa dipertanggungjawabkan.
Dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) 2020 Bajarmasin, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat memberikan Anugerah Kebudayaan untuk sepuluh Bupati/Walikota yang terpilih karena mencintai kebudayaan dan berperan dalam melakukan pemajuan kebudayaan di daerahnya.
Mereka yang terpilih yakni: Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany; Bupati Tabalong Anang Syakhfiani; Walikota Baubau AS Thamrin; Bupati Gunung Kidul Badingah; Bupati Halmahera Barat Danny Missy; Wali kota Banjarmasin Ibnu Sina; Bupati Luwu Utara Indah Putri Adriani; Walikota Ambon Richard Louhenapessy; Bupati Serdang Bedagai Soekirman; Bupati Tubaba Umar Ahmad.
Menko PMK Muhadjir Effendy mengapresiasi anugerah budaya yang dilakukan oleh PWI. Menurutnya program ini adalah program yang bagus yang nantinya bisa memantik pemerintah daerah untuk turut memajukan kebudayaan.
"Anugerah budaya ini sangat bagus untuk mendorong, merangsang pemerintah daerah untuk merevitalisasi apa itu berbagai macam situs. Dan itu saya kira klop dengan program pemerintah terkait alokasi dana abadi kebudayaan," katanya.
Menko PMK bersama beberapa Bupati/Waikota yang hadir juga menandatangani Piaga Deklrasi Banjarmasin yang termaktub komitmen untuk mendorong kebudayaan sebagai salah satu prioritas pembangunan di Indonesia.