REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Ditjen P2P Kemenkes), Achmad Yurianto mengatakan, keadaan mahasiswa Indonesia yang dikarantina di Natuna mengkhawatirkan perkuliahannya di China. Sebab, proses belajar di perguruan tinggi sudah dimulai tetapi mereka hanya belajar secara daring akibat wabah virus corona.
"Jadi itu yang mereka sering cerita bahwa saya (mahasiswa) sudah mulai perkuliahan tapi cuma online, jadi intinya, kuliah saya (mahasiswa) bisa molor nih," ujar Achmad saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (9/1).
Ia mengatakan, Kemenkes masih terus memantau kesehatan para WNI yang dikarantina di pangkalan militer di Pulau Natuna, Kepulauan Riau sejak Ahad (2/2) lalu selama 14 hari. Akan tetapi, para petugas tak bisa begitu saja memeriksa kesehatan tanpa ada gejala-gejala virus corona.
Petugas kesehatan melakukan komunikasi dengan mereka seperti menanyakan keluhan-keluhan selama di karantina. Menurut Achmad, sebagian besar dari mereka merupakan mahasiswa Indonesia yang memang belajar di Negeri Tirai Bambu.
Mahasiswa-mahasiswa itu dievakuasi sementara ke Indonesia untuk menghindari virus corona yang sedang mewabah di Wuhan, China. Keluhan mengenai terhambatnya perkuliahan itu kemudian dilontarkan para mahasiswa seiring kembali dimulainya proses belajar mengajar di perguruan tinggi.
"Mereka mulai khawatir karena beberapa perguruan tinggi sudah mulai perkuliahan di sana, dan mereka akhirnya cuma bisa online saja ya, kuliah secara online dan kemudian di sana pun belum dimulai, jadi perkuliahan dibuka tetapi dengan cara online," kata Achmad.
Di antara para mahasiswa yang dikarantina di Natuna, sekitar 10 orang merupakan mahasiswa kedokteran. Ketika waktu senggang di siang atau malam hari, mereka berkumpul untuk berdiskusi dan belajar bersama.
Achmad mengklaim, kesehatan WNI yang di karantina itu baik-baik saja. Selain pemeriksaan kesehatan rutin, mereka juga melakukan kegiatan sehari-hari seperti olahraga pagi. Bahkan mereka mengadakan pertandingan futsal di antara para WNI di karantina.
"Ya sampai hari ini baik, tidak ada masalah. Rutin, pagi olahraga, setelah itu makan, pemeriksaan kesehatan, cuma kayaknya olahraganya agak panjang karena sedang semi final futsal di antara mereka, iya mau mereka sendiri, mereka bikin lomba pertandingan futsal, kita kasih alat saja dan sebagainya," jelas Achmad.