REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan dua orang positif terinfeksi virus corona (Covid-19) awal pekan ini, masyarakat langsung ramai-ramai memborong masker. Padahal, menurut ahli, orang yang dalam kondisi sehat tak perlu menggunakan masker.
Dr. Pande Putu M.Gizi SpGK AIFO dari Indonesia Sports Medicine Centre, mengatakan, jika orang sehat menggunakan masker, maka cenderung akan semakin mudah terpapar Covid-19. Sebab, penggunaan masker hanya akan membuat seseorang lebih sering menyentuh area muka, padahal tangannya dalam kondisi tidak steril.
"Kalau kita pakai masker, tapi tangan kita tidak bersih, percuma juga. Sama saja. Akhirnya malah terpapar juga," kata Pande ketika memberikan sosialisasi terkait Covid-19 di Kantor Republika, Jakarta, Jumat (6/3).
Lantas siapa saja yang seharusnya menggunakan masker?
Menurut Pande, mengacu pada panduan WHO, masker seharusnya hanya digunakan untuk tiga jenis keperluan. Pertama, bagi orang yang memang sadang sakit, misalnya sedang batuk dan pilek.
Kedua, orang-orang yang sedang merawat mereka yang sedang batuk-pilek. Ketiga, untuk para tenaga medis.
Khusus untuk orang yang dalam kondisi sakit, ia menekankan, agar harus menggunakan masker. Sehingga virus yang ada pada tubuhnya tidak menyebar ke orang lain. "Kalau memang sakit, jangan tidak pakai masker, tolong pakai masker," katanya.
Namun demikian, kepanikan masyarakat akan Covid-19 telah membuat harga masker di pasaran melambung tinggi. Selain itu, kata dia, tak jarang masyarakat yang dalam kondisi sakit malah tak kebagian masker.
"Jadi kalau kita sehat, untuk membantunya adalah jangan beli masker. Sebab, yang sakit tidak sanggup beli masker karena harganya kemahalan," ujar Pande.
Presiden Jokowi mengumumkan dua kasus orang warga Kota Depok positif terjangkit Covid-19 pada Senin (2/3) lalu. Pada Jumat, pemerintah mengumumkan bahwa terdapat dua orang lagi positif terjangkit virus yang pertama kali muncul di China itu.