Jumat 13 Mar 2020 00:30 WIB

Flu Babi 2009-2010, Pandemi Global Sebelum Corona Covid-19

Flu babi ditularkan dari orang ke orang melalui paparan tetesan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Agus Yulianto
Flu Babi (Ilustrasi)()
Flu Babi (Ilustrasi)()

REPUBLIKA.CO.ID, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan virus corona Covid-19 sebagai pandemi global pada Rabu (11/3). Virus corona Covid-19 dengan cepat menyebar ke lebih dari 121 ribu orang dari Asia, Timur Tengah, Eropa dan Amerika Serikat.

Pandemi berasal dari kata Yunani 'pandemos', yang berarti semua orang. Pandemos adalah konsep di mana ada kepercayaan bahwa populasi seluruh dunia kemungkinan akan terkena infeksi ini dan sebagian besar dari mereka akan jatuh sakit.

Definisi kamus pandemi adalah penyakit yang terjadi pada wilayah geografis yang luas dan memengaruhi proporsi populasi yang sangat tinggi. Pandemi tumbuh dari epidemi, yang merupakan wabah penyakit yang terbatas pada area tertentu di dunia. Sebaliknya, pandemi menyebar ke berbagai negara di dunia.

Sebelum pandemi virus corona Covid-19, terjadi pandemi flu babi H1N1 pada tahun 2009 dan 2010 yang telah menewaskan 575.400 orang di seluruh dunia. "Setelah wabah awal di Amerika Utara pada April 2009, virus influenza baru ini (flu babi) menyebar dengan cepat ke seluruh dunia," kata WHO pada 2011.

Dilansir di 9news, Kamis (12/3) disebutkan, pada saat WHO mengumumkan pandemi pada Juni 2009, total 74 negara dan wilayah telah melaporkan infeksi yang dikonfirmasi oleh laboratorium. Sejauh ini, lebih dari 121 ribu orang telah terinfeksi di seluruh dunia dan lebih dari 4.300 telah meninggal akibat wabah Covid-19 saat ini.

Flu babi pertama kali diakui selama pandemi 1919 atau pandemi flu Spanyol, tetapi strain H1N1 pada wabah 2009 pertama kali terdeteksi pada manusia di Amerika. Penelitian menemukan virus itu adalah "reassortment" atau rekombinasi bahan genom dari virus influenza, di mana virus flu burung, babi dan manusia dikombinasikan lebih lanjut dengan virus flu babi Eurasia. Itu seperti strain yang ditemukan pada babi di Amerika Utara sekitar tahun 1999-2000.

Seperti jenis influenza biasa, flu babi ditularkan dari orang ke orang melalui paparan tetesan yang terinfeksi dari batuk atau bersin, yang dapat mencemari tangan dan permukaan.

Gejalanya juga menyerupai flu, dengan pasien yang mengalami demam, batuk, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, sakit tenggorokan dan pilek, dan terkadang muntah dan diare.

Kebanyakan orang yang terinfeksi flu babi selama pandemi menderita kasus penyakit ringan dan sembuh tanpa perawatan.

Ada sejumlah kesulitan dalam menghitung jumlah kematian akibat flu babi, termasuk membedakannya dari jenis influenza lainnya, dan kurangnya fasilitas pengujian laboratorium di beberapa daerah.

Pada akhir 2009, dua vaksin telah dikembangkan dan diberikan di lebih dari 12 negara. Vaksin pertama mirip dengan suntikan flu biasa dan termasuk virus yang tidak aktif. Yang kedua diberikan sebagai semprotan hidung dan memiliki versi lemah dari virus yang tidak dapat menginfeksi penerima. Keduanya diproduksi dengan menumbuhkan virus di dalam telur ayam.

Pada waktu yang lebih lama lagi sebelumnya, dunia pernah beberapa kali mengalami pandemi. Pada abad ke-14, Black Death yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis dari kutu di tikus membunuh antara 30 persen dan 60 persen populasi Eropa. Pada tahun 1918 pandemi influenza yang dikenal sebagai flu Spanyol. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement