REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) melaporkan lebih banyak pasien yang pulih dari virus corona daripada infeksi baru, Jumat (13/3). Penurunan itu pertama kali terjadi ketika pandemi itu muncul di negara tersebut pada Januari.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) mencatat 110 kasus virus corona baru dan 177 orang telah sembuh. Jumlah kasus baru mengalami penurunan dibandingkan sehari sebelumnya dengan 114, menjadikan penghitungan nasional saat ini di Korsel mencapai 7.979.
Angka-angka terbaru itu sejalan dengan tren penurunan dalam kasus-kasus baru. Kondisi tersebut meningkatkan harapan bahwa pandemi corona mungkin mulai mereda di ekonomi terbesar keempat di Asia itu.
Meski laporan menunjukan perbaikan, para pejabat mendesak kewaspadaan setelah kelompok infeksi baru muncul. Kasus baru ditemukan di sebuah call center di bagian ibukota Seoul dan sebuah agen pemerintah di kota administratif Sejong.
"Kami telah berhasil berbelok, tetapi ada kekhawatiran tentang arus masuk ke luar negeri, serta kemungkinan infeksi di rumah di sekitar fasilitas seperti call center, kafe komputer, dan ruang karaoke," kata Perdana Menteri Chung Sye-kyun pada pertemuan di Daegu.
Setidaknya 109 kasus sejauh ini telah dikaitkan dengan call center yang dioperasikan oleh perusahaan asuransi. Sebanyak 800 tenaga kerjanya sedang diuji atau dalam karantina untuk pemantauan.
Wali Kota Kota Seoul, Park Won-soon, berencana untuk melakukan pemeriksaan ekstensif pada sekitar 10.500 kafe komputer dan bar karaoke. Tindakan tersebut sebagai bagian dari upaya untuk mencegah penyebaran virus di tempat kerja.
Korsel juga akan membuat pengunjung dari Perancis, Jerman, Inggris, Spanyol dan Belanda untuk diperiksa lebih ketat mulai Ahad. Tindakan tersebut sebelumnya telah diberlakukan untuk China, Italia dan Iran.